TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Israel membunuh seorang remaja Palestina dalam serangan militer di dekat kota Jericho di Tepi Barat yang diduduki pada Senin, 10 April 2023, kata kementerian kesehatan Palestina.
Kementerian mengatakan Mohammad Balhan yang berusia 15 tahun menderita luka tembak di kepala, dada dan perutnya.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya beroperasi di kamp pengungsi Aqabat Jabr, berdekatan dengan Jericho, untuk menangkap warga Palestina yang diduga terlibat dalam serangan terhadap warga Israel.
Militer mengatakan bahwa dalam penyerbuan, para tersangka membuka tembakan dan melempar peledak-peledak ke arah pasukannya, yang membalasnya dengan tembakan langsung dan mengenai beberapa tersangka, tetapi tidak ada tentara yang terluka.
Kekerasan Israel-Palestina telah melonjak tahun ini, dengan seringnya serangan militer dan kekerasan oleh pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki di tengah serentetan serangan Palestina. Lebih dari 90 warga Palestina dan setidaknya 18 warga Israel dan asing telah tewas sejak Januari.
Ketegangan sangat tinggi setelah serangan polisi Israel di kompleks masjid Al-Aqsa pekan lalu, yang memicu serangan roket ke Israel yang ditanggapi dengan serangan Israel di Gaza, Lebanon selatan dan Suriah.
Seorang saksi mata mengatakan ia melihat beberapa orang melempar batu ke arah militer setelah mereka menggerebek kamp tersebut.
“Saya baru saja meninggalkan rumah ketika melihat pasukan militer dan orang-orang sedang melempar batu-batu,” kata Fayez Balhan, ayah remaja tersebut.
Setelah membawa orang lain yang terluka ke ambulans, sang ayah melihat seorang anak muda tergeletak di tanah, yang ternyata adalah putranya.
“Mereka menembaknya di kepala,” kata bibi remaja tersebut kepada Reuters, menangis. "Apa yang akan terjadi pada orang-orang kami? Apa yang terjadi pada kami?"
Asosiasi Tahanan Palestina mengatakan militer Israel menangkap setidaknya dua orang selama penggerebekan itu.
"Kami menyerukan dunia untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah (Israel) ini atas kejahatannya, yang terjadi setiap hari," kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh pada awal sesi pemerintah mingguan.
Di bagian terpisah dari Tepi Barat, ribuan orang Israel, termasuk menteri pemerintah, berbaris menuju pos terdepan Evyatar yang dievakuasi untuk mendukung perluasan pemukiman.
Warga Palestina menginginkan sebuah negara merdeka di Tepi Barat dan Gaza dengan Yerusalem Timur sebagai ibukota – teritorial-teritorial yang dicaplok Israel pada perang 1967.
Pembicaraan pembentukan negara yang disponsori AS berhenti sejak 2014 sementara permukiman Yahudi terus meluas, pembangunan-pembangunan yang disebut Palestina merusak peluang sebuah negara yang layak.
REUTERS
Pilihan Editor: Polusi Udara Ganggu Pariwisata di Thailand Utara