Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Daratan, Perompak Somalia Jadi Seperti Raja

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Nairobi: Para perompak Somalia, yang gemar menyandera para pelaut dunia termasuk dari Indonesia untuk meminta tebusan, bisa berlagak seperti raja saat mereka berada di daratan.

Di perkampungan nelayan miskin, tempat mereka berasal, para perompak itu membangun rumah gedong, menikahi gadis-gadis tercantik, membuka bisnis menengah, dan kemana-mana membawa mobil gagah mahal seperti Toyota Land Cruiser.

Para pemuda yang tidak mau terjun ke dunia perompakan yang haram, kadang terpaksa tersingkir. Ini seperti nasib Ilka Ase Mohamed, pemuda dari kota nelayan kecil Harardhere yang menjadi salah satu pangkalan para perompak.

Pemuda ini berpacaran dengan gadis cantik Fatima Mukhtar. Mereka sudah berencana untuk meninggalkan kota nelayan kecil Harardhere dan kuliah. Jika Ilka sudah sudah memiliki banyak sapi untuk mas kawin, mereka akan menikah.

Setahun silam, seorang pemuda yang mengenakan topi koboi dan mengendarai sebuah Toyota Land Cruiser--yang harga di Indonesia mencapai Rp 1,4 miliar--merebut kekasihnya dengan cara sangat sederhana. Ia memberi uang kepada ibu si pacar sebesar US$50 ribu (sekitar setengah miliar rupiah).

Setelah memberi uang, si perompak mengirim orang untuk menggelar karpet, menyiapkan kambing untuk dipotong, dan memasan lampu listrik. Yang mengejutkan, si perompak itu tidak melepas sepatu saat duduk di karpet. Di Somalia, ini tanda ketidaksopanan.

Dalam beberapa pekan, Fatima menikah dengan perompak dan piknik ke Eropa.  Rumah keluarga Fatima direhap menjadi sebuah gedong. Dulu mereka hanya hidup dari bertani, sekarang membuka usaha transportasi, mengangkut bensin dan beras dari ibu kota Mogadhisu ke wilayah-wilayah lain.

Ilka tentu saja jengkel. Bukan cuma karena pacarnya direbut tapi juga bagaimana lingkungan menghormati si pemuda saingannya yang kurang ajar itu tapi kaya raya dan bersenjata itu.  "Anda tahu, itu uang hasil merompak," kata Ilka yang sekarang terpaksa menyingkir ke Kenya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemuda perompak itu kaya raya karena uang tebusan yang dituntut para perompak itu, tahun lalu saja, mencapai US$50 juta (setengah triliun rupiah).

Uang yang gampang didapat itu memikat para pemuda. "Anak-anak muda itu tidak bisa mendapatkan pekerjaan dan tidak memiliki pendidikan," kata Salim Saeed, seorang wartawan yang bekerja di wilayah Puntland, kawasan yang banyak menghasilkan para perompak. "Mudah bagi para pemuda itu untuk menjadi seorang perompak."

Pemerintah Somalia tidak bisa berbuat banyak. Mereka masih asyik bertempur melawan gerilyawan Islam garis keras.

Uang itu tidak hanya dihabiskan sendiri. Mereka membuat jaringan agar perompakan berjalan baik. Jaringan pendukung ini akan memasok makanan, senjata, dan perlengkapan lain.

Para perompak biasa bermarkas di "kapal induk". Kapal ini biasanya perahu nelayan yang mereka dapat lewat perompakan. Dari perahu ini, mereka mendapat bantuan jadwal kapal kargo yang bakal lewat.

Di daratan, para perompak itu dikelilingi pelacur, paramedis, pengawal pribadi, dan pengedar khat--semacam narkoba ringan. Atau, mungkin melamar gadis cantik seperti Fatima.


WASHINGTON POST/NURKHOIRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Awak Kapal TB Charles: Perompak Menyuruh Baca Syahadat  

30 Juni 2016

Kapal TB Charles. live.gdeltproject.org
Awak Kapal TB Charles: Perompak Menyuruh Baca Syahadat  

Ditodong senjata laras panjang, kapal tak bisa kabur karena masih menggandeng tongkang Robby 152.


Kapal Dibajak Lagi, Dua Kapal TNI Siap Serbu Perompak  

16 April 2016

Petugas menunjukan para tersangka pada konferensi pers penangkapan aksi perompakan di Selat Malaka. Tempo/Indra Wijaya
Kapal Dibajak Lagi, Dua Kapal TNI Siap Serbu Perompak  

Jenderal Gatot tak yakin perompak Filipina yang terakhir adalah kelompok Abu Sayyaf.


Cara Bebaskan ABK dari Abu Sayyaf, Ini Kata Eks Panglima TNI  

31 Maret 2016

Mantan Panglima TNI Agus Suhartono. Tempo/Subekti
Cara Bebaskan ABK dari Abu Sayyaf, Ini Kata Eks Panglima TNI  

Kenapa Indonesia perlu berkoordinasi dengan Filipina dulu?


Lima Perompak Kapal MV Merlin Berhasil Ditangkap

12 November 2015

Petugas menunjukan para tersangka pada konferensi pers penangkapan aksi perompakan di Selat Malaka. Tempo/Indra Wijaya
Lima Perompak Kapal MV Merlin Berhasil Ditangkap

5 orang perompak berhasil ditangkap, sementara 2 orang lagi masih dalam pengejaran.


Prajurit TNI AL Menangkap dan Menembak Pencuri Barang Kapal  

12 November 2015

Petugas menunjukan para tersangka pada konferensi pers penangkapan aksi perompakan di Selat Malaka. Tempo/Indra Wijaya
Prajurit TNI AL Menangkap dan Menembak Pencuri Barang Kapal  

Prajurit Komando Armada TNI Angkatan Laut Kawasan Barat menggerebek dan menangkap perampok.


Polisi Bekuk Perompak Kapal Thailand  

11 Maret 2014

Bajak laut/Perompak. En.ria.ru
Polisi Bekuk Perompak Kapal Thailand  

Perompakan itu dilakukan pada Ahad, 2 Maret 2014. Mereka menyandera nakhoda kapal dari Thailand.


Polisi Buru Perompak Kapal Berbendera Malaysia

7 Juni 2013

Kapal pandu Trois dan Kapal tongkang bermuatan batu bara yang amankan TNI AL setelah dibajak perompak, di pangkalan Angkatan Laut Palu, Sulawesi Tengah, Senin (5/3). ANTARA/Fiqman Sunanda
Polisi Buru Perompak Kapal Berbendera Malaysia

Satu orang bajak laut yang masih buron ini diduga memiliki senjata.


ANTAM Tunggu Negosiasi Samudera Indonesia  

10 April 2011

Perompak Somalia
ANTAM Tunggu Negosiasi Samudera Indonesia  

Corporate Secretary PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) Bimo Budi Satrio menunggu negosiasi dengan perompak yang menahan 20 anak buah kapal MV Sinar Kudus di Semenanjung Somalia Afrika 16 Maret lalu.


Bajak Laut Merajalela

21 Januari 2011

Perompak Somalia
Bajak Laut Merajalela

Biro Maritim Internasional (IMB), dalam rilis laporannya pada Rabu lalu, menyebutkan sepanjang 2010 terdapat 445 serangan bajak laut yang sempat menyandera sebanyak 1.181 awak dan penumpang.


Selat Malaka Masih Aman dari Perompak  

9 Maret 2010

Selat Malaka. TEMPO/Arie Basuki
Selat Malaka Masih Aman dari Perompak  

Markas Besar TNI menyatakan situasi di Selat Malaka saat ini masih aman dari aksi perombakan. Penegasan itu disampaikan menyusul peringatan dari Angkatan Laut Singapura mengenai ancaman perompak di Selat Malaka.