TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat mengutuk serangan roket dari Lebanon dan Gaza ke arah Israel dan mengatakan Israel memiliki hak untuk membela diri, demikian pernyataan Kemenlu AS, Jumat, 7 April 2023.
Tapi, AS juga menyatakan keprihatinan pada adegan di masjid Al-Aqsa, di mana polisi Israel terekam memukuli jemaah selama penggerebekan yang menurut para pejabat untuk mengusir kelompok pemuda yang telah membarikade diri di dalam masjid.
Kompleks Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem adalah situs tersuci ketiga umat Islam, tempat ratusan ribu orang beribadah selama Ramadhan. Dikenal orang Yahudi sebagai Temple Mount, lokasi dari dua kuil Yahudi alkitabiah, itu juga merupakan situs paling suci Yudaisme, meskipun non-Muslim tidak diperbolehkan untuk berdoa di sana.
Masalah Al-Aqsa ini telah lama menjadi titik nyala ketegangan. Bentrokan di sana pada tahun 2021 turut memicu perang 10 hari antara Israel dan Gaza.
Ada kemarahan yang meluas di kalangan warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki atas tindakan polisi serta kecaman dari seluruh dunia Arab.
Kamis malam, polisi Israel mengatakan ada juga gangguan di sejumlah kota Arab di Israel sendiri, termasuk Umm el-Fahem, Sakhnin dan Nazareth.
Situasi keamanan yang memburuk menambah kerumitan lebih lanjut bagi pemerintah nasionalis-agama Netanyahu, yang telah menghadapi protes massal atas rencananya yang sekarang ditangguhkan untuk mengekang kekuasaan Mahkamah Agung.
Namun, pemimpin oposisi Yair Lapid mengatakan pemerintah dapat mengandalkan dukungan lintas partai setelah serangan roket dan Netanyahu mengatakan warga Israel berdiri di belakang pasukan keamanan.
"Debat internal di Israel tidak akan menghalangi kami untuk mengambil tindakan terhadap mereka dimanapun dan kapanpun diperlukan. Kita semua, tanpa kecuali, bersatu dalam hal ini," kata Netanyahu.
Sebagai buntut dari serangan roket hari Kamis, rekaman TV menunjukkan kepulan asap besar membubung di atas kota perbatasan Shlomi di Israel utara, dengan mobil-mobil yang rusak di jalan-jalan. Otoritas Bandara Israel mengatakan telah menutup bandara utara di Haifa dan Rosh Pina.
Militer Israel mengatakan peluru mortir juga ditembakkan melintasi perbatasan.
Di tengah kekhawatiran bahwa konfrontasi dapat semakin meningkat setelah satu tahun meningkatnya kekerasan Israel-Palestina, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan tertutup untuk membahas krisis tersebut.
"Penting bagi setiap orang untuk melakukan apa yang mereka bisa untuk meredakan ketegangan," kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, kepada wartawan dalam perjalanannya ke pertemuan itu.
Serangan hari Kamis menyusul sejumlah peluncuran roket ke arah Israel dari Lebanon, yang sebagian besar berhasil dicegat. Israel menanggapi peluncuran tersebut dengan serangan udara di situs-situs yang terkait dengan Hamas, yang dianggap bertanggung jawab atas setiap serangan dari jalur pantai yang diblokade.
Berbicara dari Gaza, Mohammad Al-Braim, juru bicara Komite Perlawanan Rakyat Palestina, memuji serangan roket dari Lebanon, yang dia kaitkan dengan insiden Al-Aqsa, tetapi tidak mengaku bertanggung jawab.
"Tidak ada orang Arab dan tidak ada Muslim yang akan berdiam diri sementara (Al-Aqsa) digerebek dengan cara yang begitu biadab dan biadab tanpa musuh membayar harga atas agresinya."
REUTERS
Pilihan Editor Disomasi karena Tuduh Mahathir Korupsi, Anwar Ibrahim Akan Berikan Bukti