TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa musuh Israel akan membayar harga atas tembakan roket lintas-perbatasan dari Lebanon pada Kamis, 6 April 2023. "Kami akan menyerang musuh kami dan mereka akan membayar harga untuk setiap tindakan agresi," kata Netanyahu dalam rapat kabinet, Kamis, 6 April 2023.
Israel menuduh kelompok-kelompok Palestina menembakkan rentetan roket dari Lebanon. Penembakan itu terjadi lebih dari sehari setelah bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di dalam Masjid Al Aqsa.
Tentara Israel mengatakan telah mengidentifikasi 34 roket yang ditembakkan dari wilayah Lebanon ke Israel. Ini merupakan eskalasi terbesar di sepanjang perbatasan sejak Israel dan Hizbullah berperang selama 34 hari pada 2006.
Dua puluh lima roket dicegat oleh pertahanan udara Israel, sementara lima roket mendarat di wilayah Israel, menurut pernyataan militer. Tidak ada kelompok yang mengklaim serangan itu.
Sebagai balasan atas serangan itu, jet-jet Israel menghantam lokasi-lokasi di Gaza pada dini hari Jumat, 7 April 2023. Ledakan mengguncang berbagai wilayah di Gaza, ketika Israel mengatakan jetnya mencapai sasaran termasuk terowongan dan lokasi pembuatan senjata Hamas.
"Tanggapan Israel, malam ini dan nanti, akan menuntut harga yang signifikan dari musuh kita," kata Netanyahu.
Saat jet Israel menyerang di Gaza, roket ditembakkan sebagai tanggapan dan sirene terdengar di kota-kota Israel di daerah perbatasan. Serangan lintas batas terjadi di tengah konfrontasi yang meningkat atas penggerebekan polisi Israel di kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem selama bulan suci Ramadhan, yang tahun ini bertepatan dengan hari raya Paskah Yahudi.
"Kami menganggap pendudukan Zionis bertanggung jawab penuh atas eskalasi yang parah dan agresi terang-terangan terhadap Jalur Gaza dan atas konsekuensi yang akan terjadi di kawasan itu," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Meskipun Israel menyalahkan Hamas atas serangan hari Kamis, pakar keamanan mengatakan Hizbullah, pasti telah memberikan izin atas penembakan tersebut. "Ini bukan penembakan Hizbullah, tapi sulit dipercaya bahwa Hizbullah tidak mengetahuinya," kata Tamir Hayman, mantan kepala intelijen militer Israel, di Twitter.
Perdana Menteri Libanon Najib Mikati mengutuk setiap operasi militer dari wilayahnya yang mengancam stabilitas. Belum ada komentar dari Hizbullah.
Sebelumnya pada hari Kamis, sebelum roket ditembakkan, pejabat senior Hizbullah Hashem Safieddine mengatakan setiap pelanggaran terhadap Al-Aqsa akan mengobarkan seluruh wilayah.
Departemen Luar Negeri AS telah mengutuk peluncuran roket dari Lebanon dan serangan sebelumnya dari Gaza. Namun AS mengatakan Israel memiliki hak untuk membela diri.
AL JAZEERA | NDTV
Pilihan Editor: Stormy Daniels Sebut Trump Tak Layak Masuk Penjara, Ini Alasannya