TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pilot di Afrika Selatan melakukan pendaratan darurat setelah menemukan ular kobra yang sangat berbisa sedang bersembunyi di bawah kursinya. Pilot bernama Rudolf Erasmus itu sedang terbang mengangkut empat penumpang dengan pesawat ringan pada Senin lalu.
Saat itu dia merasakan sesuatu yang dingin meluncur di punggung bawahnya. Dia melirik ke bawah kursi dan melihat kepala ular Cape Cobra yang cukup besar.
"Sepertinya otak saya tidak tahu apa yang sedang terjadi," katanya dilansir dari Al Arabiya, Jumat, 7 April 2023.
Setelah jeda sejenak untuk menenangkan diri, dia memberi tahu penumpang soal adanya ular tersebut. "Ada momen keheningan yang mencengangkan," katanya. Semua orang tetap tenang, terutama pilot.
Erasmus meminta izin kontrol lalu lintas udara untuk melakukan pendaratan darurat di kota Welkom di Afrika Selatan bagian tengah. Dia masih harus terbang selama 10 sampai 15 menit lagi dan mendaratkan pesawat dengan ular melingkar di kakinya.
“Saya terus melihat ke bawah untuk melihat di mana itu. Ternyata masih di bawah kursi,” kata Erasmus. “Saya tidak terlalu takut dengan ular, tetapi biasanya saya tidak mendekati mereka.”
Brian Emmenis, yang bekerja di stasiun radio Welkom, Gold FM dan juga seorang ahli penerbangan, menerima panggilan telepon untuk mengetahui apakah dia dapat membantu. Dia menelepon departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan, yang mengirim petugas tanggap darurat dan pawang ular untuk mencari binatang melata itu di dalam pesawat di bandara.
Emmenis adalah yang pertama tiba di tempat kejadian. Dia melihat semua orang turun dan tampak terguncang, kata Emmenis. Tapi seluruh penumpang dalam kondisi selamat berkat sang pilot yang tetap tenang.
"Dia tetap tenang dan mendaratkan pesawat itu dengan Cape Cobra berbisa mematikan meringkuk di bawah kursinya," kata Emmenis.
Cape Cobra adalah salah satu spesies kobra paling berbahaya di Afrika karena potensi racunnya. Drama belum berakhir untuk pilot yang malang itu.
Hingga dua hari, ular yang dicari di dalam pesawat belum ditemukan. Pawang ular dan tim teknik penerbangan belum yakin apakah ular itu telah menyelinap keluar tanpa diketahui.
Di sisi lain, perusahaan tempat Erasmus bekerja, meminta agar pesawat diterbangkan kembali ke kota Mbombela di Afrika Selatan bagian utara. Jadi Erasmus harus menerbangkan kembali pesawat itu ke tempat asal selama 90 menit perjalanan, dengan kemungkinan ular kobra =masih ada di dalamnya.
Sementara penumpangnya, mencari cara lain untuk pulang ke rumah. Erasmus terbang dengan mengambil tindakan pencegahan dari serangan ular berbisa. Dia mengenakan jaket musim dingin yang tebal, membungkus selimut di sekeliling kursinya, dan memiliki alat pemadam api, sekaleng obat nyamuk, dan tongkat golf di sekitar lengan di kokpit. "Saya dalam kondisi waspada," kata Erasmus.
Kobra tidak muncul kembali pada penerbangan itu. Adapun pesawat kini telah benar-benar ditelanjangi, tetapi masih belum ada tanda-tanda keberadaan ular itu.
AL ARABIYA
Pilihan Editor: Top 3 Dunia: Buronan di Sidang DK PBB, Serangan Israel ke Al-Aqsa, Koalisi Pesawat Ukraina