TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengatakan, Beijing menyatakan keprihatinan tentang aktivitas energi oleh perusahaan negara Malaysia Petronas di Laut China Selatan, meskipun Kuala Lumpur yakin proyek tersebut berada di wilayahnya.
Pernyataan Anwar di depan parlemen, Selasa, 4 April 2023, datang setelah dia membuka pintu untuk negosiasi dengan China awal pekan ini, sebagai tanda meningkatnya tekanan pada operasi energi Malaysia di perairan yang diklaim Beijing sebagai miliknya.
China mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan, yang dilalui kapal dagang bernilai sekitar $3 triliun setiap tahunnya. Malaysia, Brunei, Filipina, Taiwan, dan Vietnam memiliki beberapa klaim yang tumpang tindih.
Petronas mengoperasikan ladang minyak dan gas di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Malaysia sepanjang 200 mil dan dalam beberapa tahun terakhir telah beberapa kali bertemu dengan kapal-kapal China.
China khawatir "Petronas telah melakukan aktivitas besar di wilayah yang juga diklaim oleh China," kata Anwar, menanggapi pertanyaan parlemen tentang pembahasannya di Laut China Selatan selama kunjungannya ke China pekan lalu.
"Saya tekankan...Malaysia melihat wilayah itu sebagai wilayah Malaysia, oleh karena itu Petronas akan melanjutkan kegiatan eksplorasinya di sana," kata Anwar, tanpa merinci proyek lepas pantai atau lokasinya.
Tetapi Malaysia terbuka untuk negosiasi "jika China merasa ini adalah hak mereka", kata Anwar, menambahkan ASEAN merasa bahwa klaim yang tumpang tindih harus diselesaikan dengan negosiasi.
Petronas menolak berkomentar dan kedutaan China di Kuala Lumpur belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
China mengklaim wilayahnya melalui "sembilan garis putus-putus" di petanya, yang memotong ZEE Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Indonesia.
Pengadilan Arbitrase Permanen, bagaimanapun, memutuskan pada tahun 2016 bahwa sembilan garis putus-putus, yang membentang sejauh 1.500 km dari garis pantai China, tidak memiliki dasar hukum.
Wadah pemikir AS, Inisiatif Transparansi Maritim Asia (AMTI), pekan lalu mengatakan kapal penjaga pantai China selama sebulan terakhir beroperasi di dekat pengembangan gas Kasawari Petronas di lepas pantai negara bagian Sarawak Malaysia, dan mendekati 1,5 mil dari proyek tersebut. Sebuah kapal angkatan laut Malaysia berada di daerah itu, kata AMTI.
Lapangan Kasawari diperkirakan memiliki cadangan gas sebesar 3 triliun kaki kubik dan akan mulai berproduksi tahun ini.
Kementerian Luar Negeri China pada Senin mengatakan mereka tidak mengetahui insiden spesifik tersebut tetapi mengatakan perilaku penjaga pantai China tidak tercela.
Anwar, dalam komentar parlemennya, mengatakan China yakin kapalnya berada di perairan internasional.
Kementerian Luar Negeri Malaysia akan mengeluarkan nota protes jika ada "tabrakan" antara kapal Malaysia dan China di sana, kata Anwar.
REUTERS
Pilihan Editor Ikuti AS, Australia Larang TikTok Digunakan di Perangkat Pemerintah