TEMPO.CO, Jakarta - LSM asal Inggris, Presidium Network menyatakan tiga pria Inggris telah ditahan oleh Taliban di Afghanistan. Menurut Kementerian Luar Negeri Inggris, ketiga warna negara yang ditahan di Afghanistan itu belum berhasil dikontak. "Kami bekerja keras untuk mengamankan kontak konsuler dengan warga negara Inggris yang ditahan di Afghanistan dan kami mendukung keluarga," ujar Kementerian Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan.
Scott Richards dari Presidium Network mengatakan kepada Sky News bahwa ketiga pria Inggris itu dalam keadaan sehat. “Kami yakin mereka dalam keadaan sehat dan dirawat dengan baik. Kami tidak punya alasan untuk percaya bahwa mereka telah mengalami perlakuan negatif seperti penyiksaan. Kami diberitahu bahwa mereka sebaik yang diharapkan dalam keadaan seperti itu."
Laporan media menyebut pria itu sebagai petugas medis amal Kevin Cornwell, 53, seorang manajer hotel yang tidak disebutkan namanya untuk pekerja bantuan dan bintang YouTube Miles Routledge. Presidium di Twitter mendesak Taliban untuk mempertimbangkan apa yang disebutnya sebagai kesalahpahaman dan membebaskan orang-orang ini.
Dilansir dari The Telegraph, Miles Routledge adalah seorang Youtuber Inggris yang sering melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang dianggap berbahaya. Ia ditahan oleh unit kontra-intelijen Taliban yang ditakuti di Kabul.
Miles Routledge, 21 tahun dari Birmingham yang dipanggil 'Lord Miles', memiliki lebih dari 140.000 pengikut di Twitter. Ia sering mengklaim dirinya sebagai orang yang akan "pergi ke tempat paling berbahaya di Bumi untuk bersenang-senang".
Routledge ditangkap pada 2 Maret, bersama dengan dua warga negara Polandia bernama Adrian Wojcik, 22, dan Roman Bilski, 24. Mereka ditahan untuk diinterogasi lebih lanjut, kata seorang sumber diplomatik senior Eropa kepada The Telegraph.
Seorang petugas keamanan Taliban mengkonfirmasi penangkapan beberapa orang asing minggu lalu. Pejabat itu menambahkan bahwa kelompok itu ditemukan ikut serta dalam "kegiatan mencurigakan" dan ditahan di departemen kontra intelijen Taliban di Kabul.
Ini bukan pertama kalinya Routledge mengunjungi Afghanistan. Agustus lalu, blogger itu menerima kritik luas karena mengunjungi Kabul selama pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban yang sedang berlangsung. Dia memperoleh tempat dalam penerbangan evakuasi Angkatan Darat Inggris ke Dubai sementara ribuan warga Afghanistan yang telah bekerja bersama pasukan Inggris di negara itu tertinggal.
Tidak jelas mengapa Routledge, yang belajar fisika di universitas Loughborough, kembali melakukan perjalanan ke Afghanistan. Namun dia diyakini kembali ke Afghanistan untuk diunggah ke akun media sosialnya.
Agustus lalu, Routledge memposting video pertemuannya dengan seorang tersangka penembak Taliban di kota Jalalabad setelah membual memasuki Afghanistan dengan dokumen palsu. Video ini memiliki lebih dari satu juta penayangan di YouTube.
Dalam rekaman yang sama, Routledge terlihat menembakkan beberapa senjata otomatis dengan seorang pejuang Taliban dan seorang anggota mafia lokal, yang dia gambarkan sebagai "sangat menyenangkan". Video lain di saluran Routledge menunjukkan dia berusaha menyelinap ke Amerika Serikat dari Meksiko dan menghabiskan 48 jam tanpa rumah di New York City.
REUTERS | AL ARABIYA | THE TELEGRAPH
Pilihan Editor: Adik Kim Jong Un Tuduh Ukraina Berambisi Punya Senjata Nuklir