TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley mengatakan dalam bahwa Ukraina tidak mungkin mengusir semua pasukan Rusia dari wilayahnya tahun ini. “(Presiden Ukraina Volodymyr) Zelensky telah berkali-kali menyatakan secara terbuka bahwa tujuan Ukraina adalah mengusir setiap orang Rusia dari Ukraina yang diduduki Rusia," kata Milley saat diwawancara oleh Defense One.
"Dan itu adalah tugas militer yang signifikan. Tugas militer yang sangat, sangat sulit. Anda sedang melihat beberapa ratus ribu orang Rusia yang masih berada di Ukraina yang diduduki Rusia."
Baik Ukraina maupun Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda ingin bernegosiasi untuk menyelesaikan perang, menurut Milley kepada Financial Times pada 16 Februari 2023. Namun dia mengatakan tak tertutup kemungkinan bahwa perang Rusia Ukraina akan berakhir di meja perundingan. Ini bukan pertama kalinya Milley mengatakan perang akan berakhir dengan negosiasi.
Pada November 2022, dia membangkitkan kemarahan pejabat Ukraina ketika mengatakan bahwa Ukraina harus menggunakan kemunduran Rusia dengan merundingkan penyelesaian damai. Dia kemudian mengklarifikasi pernyataannya. Milley menambahkan bahwa terserah Ukraina untuk memutuskan bagaimana atau kapan atau jika mereka akan bernegosiasi dengan Rusia.
"Saya tidak mengatakan itu tidak bisa dilakukan. Saya hanya mengatakan itu adalah tugas yang sangat sulit," ujarnya saat itu.
Presiden Volodymyr Zelensky berkali-kali mengatakan bahwa tujuan Ukraina adalah menghilangkan kehadiran Rusia dari seluruh negaranya. “Tujuan utamanya adalah de-okupasi. Kami tidak bisa membiarkan Rusia melanjutkan pendudukan yang sama yang mereka mulai pada 2014,” kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan CNN pada akhir 2022.
Pintu negosiasi antara Ukraina dan Rusia masih tertutup rapat. Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Galuzin mengatakan bahwa Ukraina harus bersikap netral serta menolak bergabung dengan NATO dan Uni Eropa jika ingin memulai pembicaraan damai dengan Rusia.
“Kami ingin status Ukraina yang netral dan nonblok, penolakannya untuk bergabung dengan NATO dan EU, dan konfirmasi status bebas nuklir Ukraina serta pengakuan oleh Kiev dan komunitas internasional atas kenyataan teritorial baru,” ujar Galuzin dalam sebuah wawancara dengan jaringan berita Rusia RTVI seperti dilansir dari ANTARA.
Galuzin mengatakan bahwa Moskow meyakini perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Ukraina dan Eropa bisa terwujud ketika konflik antara pasukan Rusia dan Ukraina berakhir. Dia juga menegaskan bahwa perdamaian dapat tercapai jika negara-negara Barat berhenti memasok persenjataan ke Kiev.
Galuzin mengatakan bahwa Ukraina telah menolak mempertimbangkan jalur diplomatik dalam penyelesaian perang tersebut. Dia juga mengatakan bahwa belum ada perubahan signifikan dalam posisi Ukraina karena Kiev terus mengandalkan solusi militer untuk konflik tersebut.
KYIEV INDEPENDENT | PRAVDA.COM.UA | ANTARA
Pilihan Editor: Adik Kim Jong Un Tuduh Ukraina Berambisi Punya Senjata Nuklir