TEMPO.CO, Jakarta - Dana Moneter Internasional atau IMF mengatakan bahwa dewan eksekutifnya menyetujui program pinjaman empat tahun senilai US$ 15,6 miliar atau setara Rp 233 triliun untuk Ukraina. Pinjaman itu adalah bagian dari paket global US$ 115 miliar untuk mendukung ekonomi Ukraina dalam perang dengan Rusia selama 13 bulan terakhir.
Menurut IMF, keputusan tersebut membuka jalan untuk pencairan segera sekitar US$ 2,7 miliar ke Kyiv, dan mengharuskan Ukraina melakukan reformasi yang ambisius, terutama di sektor energi. Pinjaman Extended Fund Facility (EFF) adalah program pembiayaan konvensional besar pertama yang disetujui IMF untuk negara yang terlibat perang skala besar.
Program IMF jangka panjang Ukraina sebelumnya senilai US$ 5 miliar dibatalkan pada Maret 2022 ketika lembaga itu menyediakan US$ 1,4 miliar dalam bentuk pembiayaan darurat dengan beberapa persyaratan. IMF akan memberikan US$ 1,3 miliar lagi di bawah program jendela kejutan makanan Oktober lalu.
Seorang pejabat IMF mengatakan paket baru US$ 115 miliar termasuk pinjaman IMF, US$ 80 miliar untuk hibah dan pinjaman lunak dari lembaga multilateral dan negara lain, serta komitmen pengurangan utang senilai US$ 20 miliar.
Ukraina harus memenuhi persyaratan tertentu selama dua tahun ke depan, termasuk langkah-langkah untuk meningkatkan penerimaan pajak, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga independensi bank sentral, dan memperkuat upaya antikorupsi.
Menurut IMF, reformasi yang lebih dalam akan diperlukan pada tahap kedua program untuk meningkatkan stabilitas dan rekonstruksi awal pascaperang, kembali ke kerangka kebijakan fiskal dan moneter sebelum perang, meningkatkan daya saing dan mengatasi kerentanan sektor energi.
Seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS mengatakan program itu "sangat solid" dan termasuk komitmen dari otoritas Ukraina untuk mencapai 19 tolok ukur struktural selama tahun depan saja.
Deputi Direktur Pelaksana Pertama IMF Gita Gopinath mengatakan program tersebut menghadapi risiko "sangat tinggi." Keberhasilannya bergantung pada ukuran, komposisi, dan waktu pembiayaan eksternal untuk membantu menutup kesenjangan fiskal dan pembiayaan eksternal serta memulihkan kesinambungan utang Ukraina.
"Invasi Rusia ke Ukraina terus memiliki dampak ekonomi dan sosial yang menghancurkan," katanya. Gopinath memuji otoritas Ukraina karena mempertahankan stabilitas makroekonomi dan keuangan secara keseluruhan di tengah perang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyambut baik pendanaan baru tersebut. "Ini merupakan bantuan penting dalam perjuangan kami melawan agresi Rusia," katanya di Twitter. "Bersama kita mendukung perekonomian Ukraina. Dan kita maju menuju kemenangan!"
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan paket itu akan membantu mengamankan stabilitas ekonomi dan keuangan Ukraina serta menetapkan dasar untuk rekonstruksi jangka panjang. "Saya meminta semua kreditor resmi dan swasta lainnya untuk bergabung dengan inisiatif ini guna membantu Ukraina mempertahankan diri dari Rusia," katanya dalam sebuah pernyataan. "Amerika Serikat akan terus mendukung Ukraina dan rakyatnya selama diperlukan."
Pejabat IMF Gavin Gray mengatakan kepada wartawan bahwa skenario dasar IMF mengasumsikan perang akan berakhir pada pertengahan 2024 sehingga menghasilkan kesenjangan pembiayaan yang diproyeksikan sebesar US$ 115 miliar. Pinjaman itu akan ditanggung oleh donor dan kreditur multilateral dan bilateral.
"Skenario penurunan dana tersebut melihat perang berlanjut hingga akhir 2025, membuka kesenjangan pembiayaan yang jauh lebih besar US$ 140 miliar yang akan membutuhkan donor untuk menggali lebih dalam," katanya.
REUTERS
Pilihan Editor: Bantah Menculik, Rusia: Deportasi Anak Ukraina untuk Lindungi dari Perang