Para simpatisan di Lapangan Santo Petrus mendoakan agar paus asal Argentina itu segera pulih.
“Kami berharap dia segera sembuh dan merayakan Misa Paskah,” kata suster dari Tanzania, Suster Faustina. “Kami sangat mencintainya,” kata seorang suster dari Kongo, Suster Michaela.
Doa diadakan untuk Fransiskus di negara asalnya Argentina, yang tidak pernah dia kunjungi lagi sejak terpilih sebagai paus satu dekade lalu.
“Hari demi hari, dengan kerja intensif, unik sebagai Paus Agung, dia menghabiskan hidupnya untuk melayani Gereja,” kata Pastor Alejandro Russo, rektor Katedral Metropolitan Buenos Aires, kepada jemaatnya.
“Itulah mengapa kami berdoa untuk kesehatan paus tanpa khawatir, karena kami tahu ini adalah jeda kecil.”
Masalah Kesehatan
Fransiskus terkadang sesak napas dan menderita masalah pernapasan. Satu paru-parunya diangkat di awal usia 20-an saat berlatih menjadi pater di Argentina.
Paus juga menderita divertikulitis, suatu kondisi yang dapat menginfeksi atau mengobarkan usus besar, dan menjalani operasi di rumah sakit Gemelli pada 2021 untuk mengangkat sebagian dari usus besarnya. Selain itu, ia memiliki masalah dengan lutut kanannya dan berganti-ganti antara menggunakan tongkat dan kursi roda dalam penampilan publiknya.
Rawat inap terakhirnya telah menghidupkan kembali spekulasi atas kemungkinan pengunduran diri karena alasan kesehatan, mengikuti preseden bersejarah pendahulunya Benediktus XVI, yang meninggal pada Desember.
Namun, Fransiskus mengindikasikan bahwa dia akan mengikuti contoh itu hanya jika dia benar-benar tidak mampu.
Ditanya oleh televisi Swiss Italia RSI dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada 12 Maret kondisi apa yang membuatnya berhenti, dia berkata: “Kelelahan yang membuat Anda tidak dapat melihat segalanya dengan jelas. Kurangnya kejelasan dalam mengetahui bagaimana mengevaluasi situasi.
REUTERS
Pilihan Editor: Bayi 16 Bulan Ditembak Mati Abangnya yang Berusia 5 Tahun di Amerika Serikat