TEMPO.CO, Jakarta - Denmark memiliki kekurangan besar dalam kemampuannya mempertahankan teritori dan memenuhi komitmen NATO-nya terlepas dari janji-janji untuk menaikkan belanja pertahanan, kata kepala angkatan bersenjatanya, Kamis, 30 Maret 2023, ketika negara itu menyelenggarakan latihan militer bersama besar-besaran.
Denmark, anggota pendiri Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), menurunkan kemampuan militernya untuk melancarkan perang darat di Eropa setelah Perang Dingin berakhir.
Namun dalam merespons krisis Ukraina, negara tersebut di bawah tekanan untuk menaikkan belanja kembali hingga memenuhi target NATO yaitu 2% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Pemerintahan Denmark, Desember, mengatakan mereka bertujuan untuk memenuhi target tersebut pada 2023, tiga tahun lebih awal dari yang direncanakan.
“Kami perlu lebih lebih kuat dan memperbaiki semua yang telah kami abaikan sepanjang tahun-tahun setelah Tembok Berlin runtuh,” kata Mayor Jenderal Gunner Arpe Nielsen kepada Reuters.
Sebagai bagian dari komitmen kepada NATO, Denmark ditugaskan membentuk brigade infantri berat. Namun, proyek ini telah diganggu penundaan-penundaan.
Pada Januari, negara ini mendonasikan 19 sistem artileri howitzer Caesar buatan Prancis kepada Ukraina, yang semakin menghambat pembangunan militernya sendiri.
“Kesenjangan terbesar yang kami miliki adalah personel. Saya rasa kami perlu menggunakan segala cara untuk menarik dan mempertahankan kaum muda," kata Nielsen, yang adalah komandan angkatan darat Demark.
"Bisa berupa uang, tetapi yang juga penting adalah bangunan-bangunan baru dan peralatan-peralatan baru dan memberi anak-anak muda kemungkinan dilatih dalam lingkungan yang lebih baik,” katanya seiring ledakan-ledakan yang terdengar di lapangan tempat artileri dekat kota Oksbol di pantai barat Denmark.
Sekitar 500 tentara dari delapan negara yang berbeda mengambil bagian dalam serangan simulasi yang melibatkan tembakan langsung dari peluncur roket HIMARS, howitzer AHS Krab dan M777, dan mortir Cardom 10.
Latihan Front Dinamis dipimpin oleh Komando Artileri ke-56 AS, sebuah unit yang dibentuk kembali pada 2021 untuk meningkatkan daya tembak di Eropa.
Sejak pergantian abad, Denmark memfokuskan militernya pada operasi-operasi internasional di Timur Tengah dan Afrika dengan mengorbankan kemampuan mempertahankan tanah air sendiri.
REUTERS
Pilihan Editor: Donald Trump Didakwa Bungkam Bintang Porno, Eks Presiden AS Pertama Terlibat Pidana