TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bersama lebih dari 100 pemerintah, perusahaan, hingga organisasi pendukung media membuat komitmen resmi untuk melindungi kebebasan pers di seluruh dunia.
Kesepakatan 'Media Freedom Cohort Findings Report’ diluncurkan selama KTT Demokrasi atau Konferensi Tingkat Tinggi untuk Demokrasi ke-2 yang berlangsung 27-29 Maret 2023.
Menurut keterangan AJI yang dirilis pada Kamis, 30 Maret 2023, komitmen tersebut memberikan peta jalan konkret untuk membuat kemajuan dalam tiga bidang prioritas Kelompok Kebebasan Media.
Pertama, melindungi keselamatan dan keamanan jurnalis. Kedua, memajukan kebebasan berekspresi. Dan ketiga, memperkuat media yang independen dan beragam.
“AJI terus berkomitmen untuk melindungi keselamatan dan keamanan jurnalis, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di kawasan Asia Tenggara dan global,” kata Ketua AJI Indonesia Sasmito.
Komitmen ini merupakan respon langsung atas seruan untuk bertindak yang dikeluarkan oleh Kelompok Kebebasan Media – koalisi internasional yang diketuai oleh Pemerintah Kanada dan Belanda dan difasilitasi oleh LSM internasional Internews.
AJI masuk dalam kelompok kerja untuk Melindungi Keselamatan dan Keamanan Jurnalis. AJI berkolaborasi bersama lima organisasi jurnalis untuk menyediakan platform pemantauan keselamatan jurnalis di Indonesia, Malaysia, Filipina, Kamboja, Thailand, dan Timor Leste.
AJI juga ingin memperkuat program keselamatan jurnalis seperti memberikan pelatihan keselamatan jurnalis, pelatihan paralegal, membangun jaringan pengacara probono, menyediakan dana keselamatan jurnalis, dan membuat pedoman penanganan kekerasan seksual untuk perusahaan media.
Para pemangku kepentingan diundang untuk fokus pada inisiatif konkret dan dapat ditindaklanjuti untuk mengatasi berbagai ancaman fisik, digital, psikologis, dan kekerasan berbasis gender yang dihadapi jurnalis.
Selain itu, juga untuk membangun inisiatif internasional yang sudah ada seperti ikrar yang dibuat pada KTT pertama untuk Demokrasi, Konferensi Kebebasan Media 2022, dan rekomendasi dari Vienna Call To Action.
Presiden dan CEO Internews, Jeanne Bourgault, dalam siaran pers mengatakan, pada saat jurnalis menghadapi ancaman baru, outlet berita lokal berjuang untuk tetap bertahan, dan kampanye disinformasi yang berbahaya mempengaruhi opini publik.
“Sangat menggembirakan melihat sejumlah aktor berpengaruh yang belum pernah terjadi sebelumnya bersatu untuk melindungi jurnalisme yang bebas dan berkualitas tinggi di seluruh dunia,” katanya.
DANIEL A. FAJRI
Pilihan editor Rusia Tangkap Wartawan Wall Street Journal atas Tuduhan Mata-mata