TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran yang terjadi di rumah tahanan di Meksiko menyebabkan 39 orang tewas. Para migran terbakar di dalam sel saat kobaran api menyebar di sebuah pusat penahanan di Meksiko.
Menurut Menteri Keamanan Rosa Icela Rodriguez pada konferensi pers Rabu, 29 Maret 2023, jaksa Meksiko sedang menyelidiki insiden itu sebagai kasus kemungkinan pembunuhan. Jaksa telah mengidentifikasi delapan orang yang mungkin bertanggung jawab atas peristiwa mematikan pada Senin lalu di pusat di kota perbatasan utara Ciudad Juarez. Mereka yang bertanggung jawab adalah dua agen federal, seorang petugas migrasi negara bagian dan lima anggota perusahaan keamanan swasta.
Semua korban adalah laki-laki. Pemerintah Meksiko berada di bawah tekanan untuk mencari tahu penyebab korban meninggal. Sementara pada migran perempuan di pusat penahanan telah dievakuasi dengan aman.
Sebuah video pendek yang beredar di media sosial pada Selasa menunjukkan orang-orang menendang jeruji pintu yang terkunci saat sel mereka dipenuhi asap. Video itu berasal dari rekaman keamanan di dalam pusat selama kebakaran. Tiga orang berseragam terlihat berjalan melewati tanpa berusaha membuka pintu.
"Siapa yang tidak membiarkan orang-orang ini keluar? Jelas ada kejahatan serius," kata Rodriguez. Ia mencatat video itu adalah bagian dari penyelidikan. "Mereka tidak bisa membuka gerbang."
Dia juga menambahkan protokol darurat dan perusahaan keamanan swasta telah dilatih dengan benar atau tidak juga akan diperiksa. "Sepertinya penjaga ini tidak memiliki pelatihan apa pun," kata Rodriguez.
Sara Irene Herrerias, kepala unit hak asasi manusia di kantor Kejaksaan Agung Meksiko, mengatakan pada konferensi pers yang sama bahwa belum ada orang yang telah ditangkap. Dia mengatakan surat perintah penahanan segera terbit pada hari ini.
Herrerias menambahkan penyelidikan akan mencakup pemeriksaan apakah kunci tersedia untuk membuka sel pria. Atau apakah ada cara lain untuk memecahkan kunci.
Seorang pria yang selamat dari kebakaran itu, mengatakan bahwa pintu sel tempat para pria itu ditahan tetap terkunci saat api dan asap menyebar. Setelah penyelamat tiba, pintu baru dibuka. Masih belum jelas berapa lama waktu antara api dinyalakan dan pintu dibuka. Korban yang selamat membenarkan informasi tersebut dalam pesan suara yang dikirim dari rumah sakit tempatnya dirawat.
Pihak berwenang yakin kebakaran itu dimulai oleh para migran yang membakar kasur sebagai aksi protes. Mereka memprotes saat mengetahui bahwa akan dideportasi.
Tim Penyelamat Ciudad Juarez, layanan paramedis swasta, mencapai gedung tersebut pada pukul 22:05. Mereka menemukan orang-orang berpakaian militer menarik orang keluar dari unit pria, menurut seorang anggota kelompok yang berada di lokasi dan menolak disebutkan namanya.
Di luar rumah sakit di Ciudad Juarez, yang berada di seberang perbatasan dari El Paso, Texas, anggota keluarga dengan cemas menunggu kabar dari orang yang mereka cintai yang terluka dalam kebakaran itu. Pejabat migrasi pada hari Rabu meningkatkan jumlah korban tewas menjadi 39 orang. Satu orang telah meninggal karena luka-luka.
REUTERS
Pilihan Editor: Paus Fransiskus Infeksi Pernapasan, Jalani Perawatan di Rumah Sakit