Mikati, seorang Muslim Sunni, mengumumkan keputusan ini setelah sebuah pertemuan dengan ketua parlemen Nabih Berri, seorang Syiah, yang berulang-ulang mendesak perubahan tersebut, menurut sebuah video rapat yang diterbitkan oleh media Lebanon Megaphone.
“Alih-alih jam 7, mari tetap pada jam 6 dari sekarang hingga akhir Ramadan,” kata Berri, menurut potongan rekaman itu.
Mikati tampak menjawab bahwa perubahan itu tidak mungkin karena akan menyebabkan “masalah” termasuk jadwal penerbangan.
“Kita tidak dapat melakukannya. Kita tidak dapat melakukannya lagi, ini sulit,” katanya.
Tetapi, pada hari itu juga, Mikati menerbitkan keputusan untuk tetap di waktu musim dingin. Seorang juru bicara kantor perdana menteri mengatakan tidak memiliki komentar langsung tentang alasan keputusan atau reaksi yang diakibatkan.
Pada sebuah kafe di Beirut, Sabtu malam, seorang wartawan Reuters mendengar seorang bertanya:
“Apakah Anda mengikuti jam Kristen atau Muslim besok?"
Anggota parlemen independen Waddah Sadek mengatakan di Twitter keputusan diambil tanpa "mempertimbangkan konsekuensi atau kebingungan yang ditimbulkannya".
Beberapa pengguna Twitter membagikan rekaman lama seorang komposer dan musisi Lebanon terkenal Ziad Rahbani berbicara tentang daylight savings.
"Tiap tahun, Anda memajukan waktu satu jam dan Anda membuat kami mundur 10 tahun,” katanya, mengacu pada politisi-politisi Lebanon. “Anda harus memberi perhatian pada tahun-tahun juga, bukan hanya pada jam.”
REUTERS
Pilihan Editor: Israel Makin Pecah, Menhan Lawan Netanyahu soal RUU Peradilan