TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat melakukan serangan udara ke Suriah sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak di pangkalan koalisi pimpinan AS. Serangan drone itu menewaskan seorang kontraktor AS, dan melukai lima tentara AS.
Militer AS melakukan beberapa serangan udara di Suriah timur terhadap kelompok-kelompok yang berpihak pada Iran. Menurut Pentagon, serangan itu sebagai pembalasan atas kendaraan udara tak berawak yang lebih dulu menyerang pangkalan koalisi pimpinan AS di dekat Hassakeh, di Suriah timur laut, pada pukul 13:38.
Intelijen AS menilai drone yang menyerang tersebut berasal dari Iran. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan serangan itu menargetkan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGG) di Suriah timur.
“Serangan udara dilakukan sebagai tanggapan atas serangan hari ini serta serangkaian serangan baru-baru ini terhadap pasukan Koalisi di Suriah oleh kelompok yang berafiliasi dengan IRGC,” kata Austin dalam sebuah pernyataan.
Austin mengatakan dia mengizinkan serangan balasan atas arahan Presiden AS Joe Biden. “Seperti yang telah dijelaskan oleh Presiden Biden, kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami dan akan selalu merespons pada waktu dan tempat yang kami pilih. Tidak ada kelompok yang akan menyerang pasukan kami dengan impunitas.”
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), sebuah pemantau perang yang berbasis di Inggris, enam pejuang yang didukung Iran tewas dalam serangan Amerika di kota timur Deir Az Zor. SOHR menambahkan dua pejuang lainnya tewas dalam serangan AS di sebuah pos dekat kota Mayadeen. Serangan lain menghantam sebuah pos militer di dekat kota Boukamal di sepanjang perbatasan dengan Irak. Laporan tersebut tidak dapat dikonfirmasi.
Pasukan AS memasuki Suriah pada 2015, mendukung pasukan sekutu dalam perjuangan mereka melawan kelompok ISIS. AS mempertahankan pangkalan yang diserang di dekat Hassakeh. Diperkirakan sekitar 900 tentara AS dikerahkan di negara itu, atau mungkin lebih banyak, termasuk di utara, selatan, dan timur Suriah.
Semalam, video di media sosial menunjukkan ledakan di Deir Az Zor, Suriah, sebuah provinsi strategis yang berbatasan dengan Irak dan berisi ladang minyak. “Serangan presisi ini dimaksudkan untuk melindungi dan membela personel AS. Amerika Serikat mengambil tindakan proporsional dan disengaja yang dimaksudkan untuk membatasi risiko eskalasi dan meminimalkan korban,” kata departemen pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Serangan itu terjadi hanya beberapa minggu setelah jenderal top AS, Mark Milley, mengunjungi Suriah timur laut untuk menilai misi melawan ISIS dan risiko terhadap pasukan AS. Jumlah korban dari serangan pesawat tak berawak hari Kamis sangat tidak biasa, meskipun upaya serangan terhadap pasukan AS di Suriah sering terjadi.
AL JAZEERA