TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin spiritual umat Kristen Ortodoks dunia, Rabu, 22 Maret 2023, mengatakan bahwa Gereja Ortodoks Rusia yang kuat berbagi tanggung jawab atas konflik di Ukraina, tetapi dia siap membantu dalam "regenerasi spiritual" Rusia pascaperang.
Komentar Patriark Ekumenis Bartholomew adalah teguran bagi Patriark Kirill Rusia, yang restunya untuk invasi Moskow ke Ukraina telah memecah belah Gereja Ortodoks di seluruh dunia.
Bartholomew, yang pada 2019 membuat marah Moskow dengan mengakui Gereja Ortodoks Ukraina yang baru didirikan, mengatakan pihak berwenang Rusia menggunakan Gereja sebagai "instrumen untuk tujuan strategis mereka".
"Gereja dan kepemimpinan negara di Rusia bekerja sama dalam kejahatan agresi dan sama-sama bertanggung jawab atas kejahatan yang diakibatkannya, seperti penculikan anak-anak Ukraina yang mengejutkan," katanya dalam konferensi yang diadakan di parlemen Lituania.
Pekan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin, menuduhnya melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak secara ilegal dari Ukraina. Rusia mengatakan anak-anak dipindahkan dari Ukraina demi keselamatan mereka sendiri. Mereka membantah melakukan pelanggaran HAM di Ukraina.
"Dialog antaragama kita harus fokus pada cara untuk melawan dan menetralisir kapasitas kepemimpinan Patriarkat Moskow untuk merusak persatuan dan secara teologis melegitimasi perilaku kriminal," kata Bartholomew.
Gereja Ortodoks Rusia tidak segera berkomentar.
Gereja Induk
Patriark Ekumenis berbasis di Istanbul dan dipandang sebagai "pertama di antara yang sederajat" dalam Gereja Ortodoks, yang memiliki sekitar 260 juta pengikut di seluruh dunia, sekitar 100 juta di antaranya di Rusia.
"Gereja induk Konstantinopel siap membantu anak-anaknya di Ukraina dan Rusia sekali lagi, seperti yang telah dilakukan beberapa kali di masa lalu," katanya. Gereja masih menggunakan nama Yunani kuno Konstantinopel untuk Istanbul.
“Adalah tugas Kristiani kita bersama untuk menggunakan kekuatan dialog demi membawa kembali saudara dan saudari Rusia kita ke komunitas kita yang memiliki nilai-nilai bersama,” katanya, menekankan perlunya “regenerasi spiritual” baik di Rusia maupun Ukraina.
Putin, yang sangat didukung oleh Patriark Kirill, menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai dorongan defensif terhadap apa yang mereka lihat sebagai Barat yang agresif dan dekaden yang bertekad menghancurkan Rusia dan budayanya.
Ukraina mengatakan Rusia mengobarkan perang agresi tanpa alasan yang bertujuan untuk merebut tanah dan menghancurkan kemerdekaannya.
REUTERS
Pilihan Editor: Regulator Australia Pertimbangkan Keluhan Greenwashing terhadap Etihad