TEMPO.CO, Jakarta - Mesir menjadi tuan rumah pertemuan pejabat Israel dan Palestina di Kota Sharm el-Sheikh, Minggu, 19 Maret 2023. Dilansir Reuters, pertemuan itu sebagai bagian dari upaya untuk meredakan ketegangan di Tepi Barat menjelang bulan suci Ramadan.
Tempo merangkum fakta-fakta pertemuan tersebut.
Bertujuan Menghentikan Tindakan dan Eskalasi Sepihak
Pertemuan di Sharm el-Sheikh bertujuan untuk mendukung dialog antara pihak Palestina dan Israel agar berupaya menghentikan tindakan dan eskalasi sepihak.
“Juga untuk memutus siklus kekerasan yang ada dan mencapai ketenangan,” ungkap Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan. “(Langkah ini dapat) memfasilitasi terciptanya iklim yang cocok untuk dimulainya kembali proses perdamaian,” kata kementerian itu lagi.
Para petinggi Israel dan Palestina, Minggu, 19 Maret 2023, sepakat membuat sebuah mekanisme untuk mengekang kekerasan dan hasutan, dalam pembicaraan yang menekankan perlunya mencegah tindakan-tindakan yang mengganggu tempat-tempat suci di Yerusalem ketika Ramadan yang dimulai pekan ini.
Bentrokan antara Polisi Israel dan Warga Palestina di Ramadan Sebelumnya
Pada Ramadan tahun-tahun sebelumnya, bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina kerap terjadi, terutama di sekitar kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem, tempat paling suci ketiga bagi umat Islam, yang disebut sebagai Temple Mount atau Bukit Bait Suci oleh orang Yahudi. Ramadan tahun ini bertepatan dengan Paskah Yahudi dan Paskah Kristiani.
Selama tahun lalu, pasukan-pasukan Israel telah membuat ribuan penahanan di Tepi Barat dan membunuh lebih dari 200 warga Palestina, termasuk para pejuang dan sipil, sementara lebih dari 40 orang Israel dan tiga warga Ukraina tewas dalam serangan-serangan Palestina.
Didukung AS setelah Pertemuan di Yordania Dinilai Gagal
Upaya Mesir ini juga didukung oleh Amerika Serikat dan Yordania. Pertemuan lima arah hari ini menyusul pertemuan puncak yang ditengahi AS pada 26 Februari lalu di Yordania.
"Kami berharap untuk melanjutkan diskusi ini saat kita memasuki bulan suci Ramadhan, Paskah Yahudi, dan Paskah Kristen, dan selama bulan-bulan berikutnya," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson dalam sebuah pernyataan.
Pertemuan di Yordania pada Februari lalu memastikan janji Israel dan Palestina untuk mengurangi eskalasi. Akan tetapi, hasil perundingan itu ditentang oleh faksi-faksi di kedua belah pihak, sehingga gagal menghentikan kekerasan di wilayah tersebut.