Drone Pembunuh Paling Ditakuti di Dunia, Bunuh Tokoh ISIS hingga Soleimani
Senjata nirawak drone MQ-9 Reaper menjadi andalan Amerika Serikat dan paling ditakuti di dunia. Sejak resmi masuk dalam militer Amerika Serikat, MQ-9 Reaper terlibat dalam misi-misi di Afghanistan, Iraq, Pakistan, Ethiopia, Somalia, Libya, dan Mali.
Reaper juga digunakan oleh Amerika Serikat untuk memburu salah satu tokoh ISIS Mohammed Emwazi, yang lebih dikenal sebagai Jihadi John. MQ-9 berhasil membunuh tokoh ISIS tersebut, pada November 2015.
Drone itu juga digunakan untuk serangan yang menewaskan jenderal Garda Revolusi Iran Qassem Soleimani di Baghdad, Irak, Jumat, 3 Januari 2020 lalu.
Alasan MQ-9 Reaper Begitu Mematikan
Menurut Angkatan Udara AS MQ-9 Reaper adalah pesawat yang dipersenjatai multimisi untuk ketinggian menengah dan memiliki daya tahan lama dengan jarak jauh. Drone ini biasanya digunakan sebagai aset pengumpulan informasi intelijen Amerika.
Pensiunan pilot Angkatan Udara Amerika John Venable menjelaskan bahwa MQ-9 ini senjata yang senyap tapi mematikan. “Jangkauan MQ-9, waktu yang lebih lama, dan kemampuan serang presisi menjadikannya platform ISR (intelijen, pengawasan, pengintaian) bersenjata ideal untuk lingkungan dengan ancaman rendah,” ujar Venable kepada Washington Examiner.
MQ-9 Reaper produksi General Atomics Aeronautical Systems (GA-ASI) merupakan penerus drone tempur MQ-1 Predator. Terbang perdana 2001, pesawat tempur tanpa awak (UAV) ini digunakan Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS serta Angkatan Udara Inggris sejak 2007. Namun, Venable melanjutkan, dengan asumsi Amerika memiliki informasi tentang agenda kasar target.
“Misalnya jadwal penerbangan Soleimani, atau telah mengikuti pergerakan Muhandis di dalam dan sekitar Baghdad. Kemampuan Reaper memungkinkan Amerika tidak hanya berada di atas kepala untuk mengamati pertemuan target, tapi juga menghilangkan ancaman,” lanjut Venable.
Sementara, menurut pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Udara Amerika David Deptula, MQ-9 Reaper adalah sistem senjata yang sempurna, dan menyoroti kemampuan kekuatan udara yang akurat, tepat waktu, serta mematikan.
“Serangan itu merupakan respons terukur dan sesuai setelah 18 bulan ditahan oleh pemerintahan Trump terhadap serangkaian pelanggaran hukum internasional Iran yang agresif. Trump memperingatkan Iran untuk tidak melewatinya, tindakan itu tepat untuk membela personel dan kepentingan Amerika,” tutur Deptula.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | MOH KHORY ALFARIZI
Pilihan Editor: Spesifikasi MQ-9 Reaper, Drone Pembunuh Andalan AS yang Jatuh di Laut Hitam