TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara mengumumkan rudal balistik lintas benua atau ICBM Hwasong-17 ditujukan untuk memperingatkan Amerika Serikat dan Korea Selatan yang sedang menggelar latihan militer bersama.
Foto-foto yang dipublikasi pada Jumat, 17 Maret 2023, oleh media pemerintah Korea Utara memperlihatkan Kim Jong Un menyaksikan peluncuran ICBM bersama putrinya. Dokumentasi yang dibagikan termasuk gambar-gambar dari luar angkasa yang tampaknya diambil oleh kamera yang dipasang pada rudal tersebut.
"Latihan peluncuran senjata strategis ini sebagai kesempatan untuk memberikan peringatan yang lebih keras pada musuh yang dengan sengaja meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea sambil terus-menerus melakukan ancaman militer yang tidak bertanggung jawab dan sembrono," demikian pemberitaan kantor berita Pemerintah Korea Utara, KCNA.
Ekspresi pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat melihat uji "motor berbahan bakar padat berdaya dorong tinggi" untuk mengembangkan senjata strategis baru, di Sohae Satellite Launching Ground di Tongchang-ri, Korea Utara, 15 Desember 2022. Para ahli mengatakan tes itu tampaknya ditujukan untuk mengembangkan rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat baru mengingat dorongan mesin, yang menurut Korea Utara adalah "yang pertama dari jenisnya" di negara itu. KCNA via REUTERS
Korea Utara menembakkan ICBM ke arah laut antara semenanjung Korea dan Jepang pada Kamis, 16 Maret 2023, atau persisnya beberapa jam sebelum presiden Korea Selatan terbang ke Tokyo untuk menghadiri rapat. Pertemuang bilateral Jepang dan Korea Selatan membahas cara-cara melawan Korea Utara yang bersenjata nuklir.
Di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB, rudal balistik Korea Utara telah dilarang. Peluncuran rudal ICBM itu dikecam Seoul, Washington, dan Tokyo.
Pasukan militer dari Korea Selatan dan Amerika Selatan memulai latihan militer bersama ‘Freedom Shield 23’ pada Senin, 13 Maret 2023. Skala latihan yang berlangsung selama 11 hari ini – tidak pernah terlihat sejak 2017, dengan tujuan untuk melawan ancaman Korea Utara yang semakin meningkat.
Kim Jong Un menuduh Amerika Serikat dan Korea Selatan meningkatkan ketegangan lewat latihan militer tersebut. Kantor berita KCNA mewartakan Kim Jong Un menekankan perlunya membuat musuh takut agar benar-benar mencegah terjadinya perang dan secara andal menjamin kehidupan damai warga Korea Utara.
Cina, yang memiliki pakta pertahanan dengan Korea Utara, juga menyalahkan Amerika Serikat atas ketegangan saat ini. Menurut Beijing, hal itu disebabkan upaya Washington meningkatkan tekanan terhadap Pyongyang.
Rudal ICBM Hwasong-17 adalah rudal terbesar Korea Utara yang merupakan ICBM berbahan bakar cair dan road-mobile terbesar di dunia. Hal ini diyakini memiliki jangkauan untuk berpotensi mengirimkan hulu ledak nuklir ke sasaran manapun di Amerika Serikat.
Rudal itu ditembakkan dari bandara Pyongyang. KCNA menuliskan rudal itu melakukan perjalanan hingga ketinggian maksimum 6.045 kilometer dan terbang sejauh seribu kilometer selama lebih dari 69 menit, sebelum jatuh ke laut lepas. Pelepasan rudal ICBM itu tidak menimbulkan ancaman keselamatan bagi negara tetangga mana pun.
REUTERS
Pilihan Editor : Ragam Respons Dunia Internasional atas Tembakan Rudal Balistik Antarbenua Korea Utara
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.