TEMPO.CO, Jakarta - India menyetujui pembelian rudal, helikopter, senjata artileri, dan sistem peperangan elektronik pada Kamis, 16 Maret 2023 senilai US$ 8,5 miliar atau setara Rp 130 triliun. Anggaran sebesar itu dikucurkan karena India berusaha menambah lebih banyak kekuatan militernya.
Dewan Akuisisi Pertahanan (DAC), badan pemerintah tertinggi untuk persetujuan akuisisi modal untuk militer India, menyetujui pesanan senilai 705 miliar rupee atau setara US$ 8,52 miliar untuk semua layanannya, menurut Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Semua pesanan akan dikerjakan oleh perusahaan India. Hal ini sejalan dengan dorongan pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi untuk meningkatkan manufaktur pertahanan dalam negeri.
India diapit oleh kekuatan bersenjata nuklir Cina dan Pakistan. Saat ini terjadi ketegangan dengan pasukan Cina di sepanjang perbatasan Himalaya yang disengketakan. India pun berusaha untuk memodernisasi sebagian besar peralatan militer era Soviet.
India akan berfokus pada Angkatan Laut dengan anggaran yang disetujui senilai 560 miliar rupee pada Kamis. Sebelumnya muncul keprihatinan India pada tahun lalu atas aktivitas China di Samudera Hindia.
Daftar pembelian yang disetujui termasuk pula 200 rudal BrahMos tambahan, 50 helikopter utilitas dan sistem peperangan elektronik untuk angkatan laut. BrahMos adalah rudal supersonik dengan jangkauan sekitar 300 km yang dikembangkan bersama oleh India dan Rusia. Ketiga dinas militer India telah menggunakan rudal versi lama selama lebih dari satu dekade. Dewan Akuisisi Pertahanan juga menyetujui pembuatan mesin kapal laut diesel, yang akan menjadi yang pertama di India.
Dewan menyetujui pula proposal angkatan udara untuk senjata jarak jauh yang akan digunakan oleh jet tempur Sukhoi-30MKI. Anggaran 307 unit senjata artileri derek kaliber 155mm/52, bersama dengan kendaraan mobilitas tinggi dan kendaraan penarik senjata juga telah disetujui.
REUTERS
Pilihan Editor: Putin Ejek Barat Soal Krisis Tomat dan Makan Lobak