TEMPO.CO, Jakarta - Credit Suisse mengumumkan akan meminjam uang hingga US$54 miliar atau sekitar Rp 831 triliun ke bank sentral Swiss untuk menopang likuiditas dan kepercayaan investor. Langkah ini diambil setelah saham Credit Suisse anjlok hingga meningkatkan kekhawatiran tentang krisis keuangan global.
Dalam pernyataannya Kamis pagi, 16 Maret 2023, Credit Suisse mengatakan akan menempuh opsi meminjam uang dari bank sentral Swiss hingga 50 miliar franc Swiss ($54 miliar). Itu mengikuti jaminan dari otoritas Swiss pada Rabu, 15 Maret 2022, perihal Credit Suisse memenuhi persyaratan modal dan likuiditas, yang dikenakan pada bank-bank penting secara sistemik. Mereka juga memungkinkan Credit Suisse bisa mengakses likuiditas bank sentral jika diperlukan.
Pengumuman bank sental Swiss itu untuk membantu membendung aksi jual besar-besaran di pasar keuangan pada perdagangan pagi Asia Kamis, menyusul sesi panas di Eropa dan Amerika Serikat semalam karena investor khawatir pada potensi penurunan deposito bank global.
Credit Suisse adalah bank global besar pertama yang diberi bantuan darurat sejak krisis keuangan 2008. Serangkaian masalah telah menimbulkan keraguan serius mengenai apakah bank sentral bisa mempertahankan perjuangan mereka melawan inflasi dengan kenaikan suku bunga yang agresif.
Saham Asia mengikuti kejatuhan Wall Street pada Kamis, 16 Maret 2022. Investor membeli emas, obligasi, dan mata uang dolar. Pengumuman dari bank sentral Swiss membantu memangkas sebagian dari kerugian tersebut, perdagangan bergejolak dan sentimen yang rapuh.
Kepala strategi ekuitas di Barrenjoey, Sydney Damien Boey meyakini, keputusan Credit Suisse meminjam uang memang membantu karena dapat menghilangkan risiko langsung. Tapi itu menghadapkan sistem dengan pilihan lain.
“Semakin banyak kita melakukan ini, semakin kita menumpulkan kebijakan moneter, semakin kita harus hidup dengan inflasi yang lebih tinggi - dan akan jadi seperti apa?” katanya
Pinjaman Credit Suisse akan dilakukan di bawah fasilitas pinjaman tertutup dan fasilitas likuiditas jangka pendek, yang sepenuhnya dijamin dengan aset berkualitas tinggi. Itu juga mengumumkan penawaran untuk sekuritas utang senior untuk uang tunai hingga 3 miliar franc.
"Likuiditas tambahan ini akan mendukung bisnis inti dan klien Credit Suisse karena Credit Suisse mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan bank yang lebih sederhana dan fokus yang dibangun berdasarkan kebutuhan klien," kata bank tersebut.
CEO Credit Suisse Ulrich Koerner sebelumnya pada Rabu berusaha meyakinkan investor tentang likuiditas yang kuat dari pemberi pinjaman.
"Modal kami, basis likuiditas kami sangat, sangat kuat," kata Koerner kepada media. "Pada dasarnya kami memenuhi dan melampaui semua persyaratan peraturan."
Kecemanan Sektor Perbankan Global
Masalah bank berusia 167 tahun itu telah mengalihkan fokus investor dan regulator dari Amerika Serikat ke Eropa. Credit Suisse memimpin aksi jual saham bank setelah investor terbesarnya mengatakan tidak dapat memberikan lebih banyak bantuan keuangan karena kendala regulasi.
Kekhawatiran tentang Credit Suisse menambah ketakutan sektor perbankan yang lebih luas dipicu runtuhnya dua perusahaan asal Amerika Silicon Valley Bank dan Signature Bank pada minggu lalu.
Para investor juga pada tindakan apa pun oleh bank sentral dan regulator lainnya di tempat lain, berusaha memulihkan kepercayaan pada sistem perbankan serta eksposur apa pun yang mungkin dimiliki bisnis terhadap Credit Suisse.
Kehancuran Silicon Valley Bank minggu lalu, diikuti oleh Signature Bank dua hari kemudian, hingga membuat saham bank global naik roller coaster minggu ini. Investor mengabaikan jaminan dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan langkah darurat yang memberi bank akses ke lebih banyak pendanaan.
Pada Rabu, 15 Maret 2022, saham Credit Suisse memimpin penurunan 7 persen dalam indeks perbankan Eropa, sementara credit default swap lima tahun untuk bank unggulan Swiss tersebut mencapai rekor tertinggi baru.
Keluarnya investor ke pintu menimbulkan kekhawatiran akan ancaman yang lebih luas terhadap sistem keuangan. Dua sumber pengawas mengatakan kepada Reuters Bank Sentral Eropa telah menghubungi bank-bank dalam pengawasannya untuk menanyai mereka tentang eksposur mereka ke Credit Suisse.
Juru Bicara Kementerian Keuangan Amerika Serikat mengatakan sedang memantau situasi di sekitar Credit Suisse dan berhubungan dengan mitra-mitra global.
REUTERS
Pilihan Editor : Moskow: Dukungan AS Kepada Ukraina untuk Melemahkan Rusia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini