Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Credit Suisse Pinjam Rp 831 Triliun ke Bank Sentral Swiss

Sebuah logo cabang bank Credit Suisse di Bern, Swiss 4 April 2017. [REUTERS / Denis Balibouse]
Sebuah logo cabang bank Credit Suisse di Bern, Swiss 4 April 2017. [REUTERS / Denis Balibouse]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Credit Suisse mengumumkan akan meminjam uang hingga US$54 miliar atau sekitar Rp 831 triliun ke bank sentral Swiss untuk menopang likuiditas dan kepercayaan investor. Langkah ini diambil setelah saham Credit Suisse anjlok hingga meningkatkan kekhawatiran tentang krisis keuangan global.

Dalam pernyataannya Kamis pagi, 16 Maret 2023, Credit Suisse mengatakan akan menempuh opsi meminjam uang dari bank sentral Swiss hingga 50 miliar franc Swiss ($54 miliar). Itu mengikuti jaminan dari otoritas Swiss pada Rabu, 15 Maret 2022, perihal Credit Suisse memenuhi persyaratan modal dan likuiditas, yang dikenakan pada bank-bank penting secara sistemik. Mereka juga memungkinkan Credit Suisse bisa mengakses likuiditas bank sentral jika diperlukan.

Pengumuman bank sental Swiss itu untuk membantu membendung aksi jual besar-besaran di pasar keuangan pada perdagangan pagi Asia Kamis, menyusul sesi panas di Eropa dan Amerika Serikat semalam karena investor khawatir pada potensi penurunan deposito bank global.

Credit Suisse adalah bank global besar pertama yang diberi bantuan darurat sejak krisis keuangan 2008. Serangkaian masalah telah menimbulkan keraguan serius mengenai apakah bank sentral bisa mempertahankan perjuangan mereka melawan inflasi dengan kenaikan suku bunga yang agresif.

Saham Asia mengikuti kejatuhan Wall Street pada Kamis, 16 Maret 2022. Investor membeli emas, obligasi, dan mata uang dolar. Pengumuman dari bank sentral Swiss membantu memangkas sebagian dari kerugian tersebut, perdagangan bergejolak dan sentimen yang rapuh.

Kepala strategi ekuitas di Barrenjoey, Sydney Damien Boey meyakini, keputusan Credit Suisse meminjam uang memang membantu karena dapat menghilangkan risiko langsung. Tapi itu menghadapkan sistem dengan pilihan lain. 

“Semakin banyak kita melakukan ini, semakin kita menumpulkan kebijakan moneter, semakin kita harus hidup dengan inflasi yang lebih tinggi - dan akan jadi seperti apa?” katanya

Pinjaman Credit Suisse akan dilakukan di bawah fasilitas pinjaman tertutup dan fasilitas likuiditas jangka pendek, yang sepenuhnya dijamin dengan aset berkualitas tinggi. Itu juga mengumumkan penawaran untuk sekuritas utang senior untuk uang tunai hingga 3 miliar franc.

"Likuiditas tambahan ini akan mendukung bisnis inti dan klien Credit Suisse karena Credit Suisse mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan bank yang lebih sederhana dan fokus yang dibangun berdasarkan kebutuhan klien," kata bank tersebut.

CEO Credit Suisse Ulrich Koerner sebelumnya pada Rabu berusaha meyakinkan investor tentang likuiditas yang kuat dari pemberi pinjaman.

"Modal kami, basis likuiditas kami sangat, sangat kuat," kata Koerner kepada media. "Pada dasarnya kami memenuhi dan melampaui semua persyaratan peraturan."

Kecemanan Sektor Perbankan Global

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masalah bank berusia 167 tahun itu telah mengalihkan fokus investor dan regulator dari Amerika Serikat ke Eropa. Credit Suisse memimpin aksi jual saham bank setelah investor terbesarnya mengatakan tidak dapat memberikan lebih banyak bantuan keuangan karena kendala regulasi.

Kekhawatiran tentang Credit Suisse menambah ketakutan sektor perbankan yang lebih luas dipicu runtuhnya dua perusahaan asal Amerika Silicon Valley Bank dan Signature Bank pada minggu lalu.

Para investor juga pada tindakan apa pun oleh bank sentral dan regulator lainnya di tempat lain, berusaha memulihkan kepercayaan pada sistem perbankan serta eksposur apa pun yang mungkin dimiliki bisnis terhadap Credit Suisse.

Kehancuran Silicon Valley Bank minggu lalu, diikuti oleh Signature Bank dua hari kemudian, hingga membuat saham bank global naik roller coaster minggu ini. Investor mengabaikan jaminan dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan langkah darurat yang memberi bank akses ke lebih banyak pendanaan.

Pada Rabu, 15 Maret 2022, saham Credit Suisse memimpin penurunan 7 persen dalam indeks perbankan Eropa, sementara credit default swap lima tahun untuk bank unggulan Swiss tersebut mencapai rekor tertinggi baru.

Keluarnya investor ke pintu menimbulkan kekhawatiran akan ancaman yang lebih luas terhadap sistem keuangan. Dua sumber pengawas mengatakan kepada Reuters Bank Sentral Eropa telah menghubungi bank-bank dalam pengawasannya untuk menanyai mereka tentang eksposur mereka ke Credit Suisse.

Juru Bicara Kementerian Keuangan Amerika Serikat mengatakan sedang memantau situasi di sekitar Credit Suisse dan berhubungan dengan mitra-mitra global.



REUTERS

Pilihan Editor : Moskow: Dukungan AS Kepada Ukraina untuk Melemahkan Rusia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Fintech Gagal Bayar, OJK Contohkan TaniFund Sudah Angkat tangan, Tak Mampu Lakukan Action Plan

1 hari lalu

Logo OJK. (ANTARA/HO-OJK)
Fintech Gagal Bayar, OJK Contohkan TaniFund Sudah Angkat tangan, Tak Mampu Lakukan Action Plan

Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Triyono Gani mengatakan ada 24 fintech P2P lending yang tengah diawasi pihaknya.


Proyek Kereta Cepat Masih Terusik Bunga Pinjaman hingga Pencurian Kabel dan Baut

2 hari lalu

Electronic multiple unit CIT 2201 atau kereta cepat inspeksi memasuki stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat uji coba dari Tegalluar sampai Stasiun Halim Jakarta, pada Senin, 22 Mei 2023. Hari ini EMU CIT melakukan beberapa kali uji coba dari Bandung ke Jakarta. TEMPO/Prima mulia
Proyek Kereta Cepat Masih Terusik Bunga Pinjaman hingga Pencurian Kabel dan Baut

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau KCJB terus dilakukan. Meski masih terusik masalah bunga pinjaman hingga pencurian kabel dan baut.


Kepala Bappenas Cerita Pendapatan per Kapita RI Pernah Lampaui Cina, Lalu Tertinggal Jauh

3 hari lalu

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappenas), Suharso Monoarfa, usai acara Diseminasi Hasil Program ARISE+ Indonesia di Jakarta pada Rabu, 17 Mei 2023. Tempo/Amelia Rahima Sari.
Kepala Bappenas Cerita Pendapatan per Kapita RI Pernah Lampaui Cina, Lalu Tertinggal Jauh

Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menceritakan bahwa Indonesia pernah melampaui Cina soal pendapatan per kapita, lalu tertinggal jauh hingga sekarang.


Terkini: Penambangan Pasir Laut Ilegal di Tanah Air, KAI Catat Terjadi Lonjakan Penumpang Selama Libur Panjang

6 hari lalu

Ilustrasi pengerukan pasir laut. Shutterstock
Terkini: Penambangan Pasir Laut Ilegal di Tanah Air, KAI Catat Terjadi Lonjakan Penumpang Selama Libur Panjang

Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia Moh Abdi Suhufan mengungkapkan penambangan pasir laut ilegal di Tanah Air.


Survei FICO: Separuh Penduduk RI Menggelembungkan Pendapatan Saat Ajukan Kredit

6 hari lalu

Ilustrasi penipuan investasi. Pexels/Kuncheek
Survei FICO: Separuh Penduduk RI Menggelembungkan Pendapatan Saat Ajukan Kredit

FICO mengungkapkan hasil survei terbarunya yang menyebutkan hampir separuh masyarakat Indonesia rela menipu untuk mendapatkan kredit.


5 Negara Pemberi Utang Terbesar Ke Indonesia per Maret 2023, Cina di Posisi ke Berapa?

9 hari lalu

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
5 Negara Pemberi Utang Terbesar Ke Indonesia per Maret 2023, Cina di Posisi ke Berapa?

BI mengeluarkan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia terbaru yang menunjukkan negara pemberi utang terbesar ke RI. Cina ada di posisi ke berapa?


Amerika Serikat Perpanjang Batas Waktu Gagal Bayar, Apa Artinya?

11 hari lalu

Orang-orang berhjalan di samping gedung bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, September 14, 2008.[REUTERS /Chip]
Amerika Serikat Perpanjang Batas Waktu Gagal Bayar, Apa Artinya?

Gagal bayar terjadi apabila si peminjam tidak mampu untuk menerapkan pembayaran sesuai dengan jadwal pembayaran yang disepakati.


Jika Amerika Serikat Gagal Bayar Utang, Apa Saja Dampaknya Bagi Negara Lain?

11 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy di Gedung Putih, 22 Mei 2023. REUTERS/Leah Millis
Jika Amerika Serikat Gagal Bayar Utang, Apa Saja Dampaknya Bagi Negara Lain?

Dampak bila Amerika gagal bayar utang yakni pertumbuhan ekonomi AS tenggelam, 7,8 juta pekerjaan lenyap, suku bunga pinjaman melonjak


Dorong Digital Banking, Hijra Bank Targetkan Dana Pihak Ketiga 2023 Rp 500 M

11 hari lalu

(Dari kiri) Co-Founder Hijra Bank Dima A. Djani, Kepala Kantor Regional 1 OJK DKI Jakarta Robert Akyuwen, Pakar Keuangan Islam sekaligus Deputi Komisioner OJK 2014-2017 Mulya E. Siregar, dan Special Advisor to the Minister of Foreign Affairs on Priority Dian Triansyah Djani dalam acara Diskusi Media: Kinerja Hijra Bank dan Potensi Transformasi Digital Keuangan Syariah di Indonesia pada Senin, 29 Mei 2023 di Jakarta. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Dorong Digital Banking, Hijra Bank Targetkan Dana Pihak Ketiga 2023 Rp 500 M

PT BPRS Hijra atau Hijra Bank menargetkan dana pihak ketiga atau DPK pada 2023 mencapai Rp 300 hingga Rp 500 miliar.


Terkini: Jokowi Buka Kembali Ekspor Pasir Laut Setelah 20 Tahun Dilarang, MTI Pertanyakan Program Insentif Kendaraan Listrik

12 hari lalu

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan sebelum menaiki pesawat kepresidenan di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Jumat 19 Mei 2023. Presiden Jokowi akan menghadiri acara KTT G7 di Hiroshima, Jepang. TEMPO/Subekti.
Terkini: Jokowi Buka Kembali Ekspor Pasir Laut Setelah 20 Tahun Dilarang, MTI Pertanyakan Program Insentif Kendaraan Listrik

Presiden Jokowi menerbitkan PP Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut. Aturan itu termasuk ekspor pasir laut.