Selain membuka pembatasan soal perjalanan, Amerika juga mencabut pembatasan perusahaan telekomunikasi Amerika yang akan berbisnis di Kuba. Lebih jauh, Amerika mempertimbangkan untuk mencabut embargo perdagangan dengan Kuba.
Gedung Putih mengatakan, perubahan ini merupakan pemenuhan janji-janji Presiden Barack Obama dalam kampanye pemilihannya dulu yang salah satunya, mempromosikan kebebasan pribadi di beberapa negara komunis. Langkah ini juga menandai perbedaan prioritas kebijakan pemerintan baru dibanding kebijakan administrasi Bush dulu.
Perubahan drastis ini didasari alasan untuk memajukan kepentingan Amerika di Amerika Latin dan membawa perubahan di Kuba. Bagi kebanyakan orang Amerika, Kuba tetap satu-satunya negara di dunia yang dilarang dikunjungi oleh pemerintahnya, meski daerah wisata di daerah itu sangat potensial.
Warga Kuba menyambut perubahan tersebut tapi belum tahu apa yang akan mereka lakukan kemudian. "Ada banyak orang-orang yang terbantu dengan kebijakan ini,” kata Fermina Gonzalez, 46 tahun, ibu rumah tangga di wilayah Havana Vedado. Menurutnya, kiriman uang antar negara Kuba-Amerika tidak dibatasi lagi.
Tetapi beberapa warga Kuba berharap Obama mengakhiri embargo perdagangan atau mengizinkan Amerika wisatawan untuk mengunjungi negara mereka tanpa batas. "Ia harus berbuat lebih banyak dan menghilangkan larangan perjalanan bagi semua orang Amerika," kata Alberto Sal, 68 tahun, seorang pensiunan.
Langkah ini diumumkan setelah Obama menandatangani rancangan undang-undang yang melunakkan sejumlah sanksi eknonomi atas Kuba. Tujuannya adalah untuk mempromosikan demokrasi dan hak asasi di negara pulau itu.
Jose Miguel Vivanco dari Human Rights Watch menyambut baik pengumuman tersebut dan mengatakan hal itu lebih baik bagi Kuba. "Jika Obama serius tentang promosi perubahan di Kuba, pihaknya harus lebih gencar lagi melakukan pendekatan terhadap pemerintah Kuba," ujar Vivanco.
Kebijakan Amerika terhadap Kuba telah dibekukan sejak 1962, ketika Kennedy memperluas embargo perdagangan. Tujuannya adalah untuk menurunkan Fidel Castro dari pemerintahannya. Castro, 82 tahun, tidka lagi menjabat presiden karena sakit yang dideritanya. Adiknya, Raúl Castro, 77 tahun, menggantikannya.
AP/YAHOO NEWS/HAYATI MAULANA NUR