TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Sidharto Suryodipuro mengatakan kelompok kerja mengenai declaration of conduct Laut Cina Selatan telah dimulai pada Rabu, 8 Maret 2023.
Pertemuan itu membahas draf pedoman tata perilaku (CoC) wilayah perairan rawan konflik yang sudah mangkrak itu.
“Kami mulai membahas dengan negara lain peserta dari kelompok kerja (ASEAN dan Cina), bagaimana mengintensifkan negosiasi yang berlangsung. Intinya pembahasan masih berlangsung,” kata Sidharto saat memberikan pengarahan media di Jakarta pada Jumat, 10 Maret 2023.
Pada 1995, Cina menduduki Mischief Reef secara ilegal, yang letaknya hanya 210 kilometer dari pulau Palawan, Filipina. Negara-negara ASEAN lainnya melihatnya sebagai upaya terang-terangan untuk mengubah status quo di kawasan.
Sebagai tanggapan, ASEAN mengeluarkan Komunike Bersama pada 1996 yang menyatakan keprihatinan atas situasi di Laut Cina Selatan.
Selanjutnya, sebuah kode etik regional diusulkan, dengan harapan meletakkan dasar untuk stabilitas jangka panjang di kawasan tersebut dan menumbuhkan pemahaman di antara negara-negara penggugat.
Gesekan di antara Cina dan negara-negara ASEAN mengenai Laut Cina Selatan masih terjadi belakangan ini, termasuk dengan Filipina.
Perbatasan perairan Laut Cina Selatan dan Natuna, Indonesia, juga kerap memunculkan perhatian mengenai tumpang tindih wilayah. Persaingan yang terjadi di antara Amerika Serikat dan Cina pun membuat kawasan makin tegang.
Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang saat kunjungan ke Jakarta bulan lalu mendukung percepatan pembahasan CoC.
Sementara Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, saat pernyataan pers usai pertemuan dengan Qin, mengatakan, “Indonesia dan ASEAN ingin menghasilkan (kode perilaku) yang efektif, substantif, dan dapat ditindaklanjuti.”
Sidharto, saat ditemui usai pengarahan media, menyatakan, upaya untuk menyelesaikan CoC ini terus diupayakan. Ketika ditanya apakah ini akan rampung di keketuaan Indonesia, dia menyebut pihaknya tidak menentukan kerangka waktu.
Kendati demikian, menurut Sidharto, Indonesia dan negara ASEAN lain sepakat untuk terus mengintensifkan perundingan ini.
Pilihan Editor: Cina Sambut Dialog Pedoman Laut Cina Selatan dengan ASEAN
DANIEL A. FAJRI