Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sedih, Banyak Orang Tua Korea Utara Tinggalkan Anak di Panti Asuhan karena Kelaparan

Reporter

image-gnews
Seorang anak laki-laki Korea Utara memegang sekop di ladang jagung di daerah yang rusak akibat banjir dan angin topan di pertanian kolektif Soksa-Ri di provinsi Hwanghae Selatan, 29 September 2011. REUTERS/Damir Sagolj
Seorang anak laki-laki Korea Utara memegang sekop di ladang jagung di daerah yang rusak akibat banjir dan angin topan di pertanian kolektif Soksa-Ri di provinsi Hwanghae Selatan, 29 September 2011. REUTERS/Damir Sagolj
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah anak-anak yang ditinggalkan di panti asuhan Korea Utara meningkat seiring banyaknya rakyat yang kelaparan. Orang tua mengantar anak-anak mereka di tengah malam ke panti asuhan dengan harapan buah hati mereka bisa makan.

Dilansir dari Radio Free Asia, tindakan putus asa itu karena adanya keyakinan bahwa panti asuhan menerima pasokan makanan dan obat-obatan yang disumbangkan oleh komunitas internasional, terlepas dari kebijakan Covid-19 di Pyongyang yang membatasi.

“Pada pagi hari seorang karyawan panti asuhan di daerah Pukchang menemukan bocah perempuan berusia 2 tahun terbaring di pintu depan panti asuhan,” kata seorang penduduk di provinsi Pyongan Selatan, utara Pyongyang, kepada RFA's Korean Service pada akhir Februari.

"Wanita yang mati kelaparan diam-diam meninggalkan anak-anak di malam hari atau dini hari, dan kemudian menghilang tanpa jejak," kata sumber itu. “(Mereka tahu) bahwa komunitas internasional telah mengirimkan barang-barang seperti makanan, minyak, dan pakaian ke panti asuhan selama bertahun-tahun, jadi setidaknya anak-anak tidak akan kelaparan.”

Korea Utara menderita kekurangan pangan kronis sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1990-an. Situasi pangan diperparah oleh pandemi virus corona, ketika Korea Utara dan China menutup perbatasan dan menangguhkan semua perdagangan. Meskipun angkutan kereta api telah dilanjutkan, kekurangan makanan masih lebih buruk dibandingkan sebelum pandemi.

Bantuan Asing Kian Menipis 

Korea Utara menerima bantuan sekitar US$ 40 juta per tahun antara 2016 dan 2020 menurut Kantor PBB untuk Layanan Pelacakan Keuangan Koordinasi Urusan Kemanusiaan. Namun jumlah bantuan terus menurun. Sejak kebijakan COVID-19 yang menolak bantuan dari luar, membuat bantuan turun tajam menjadi US$ 14 juta pada 2021 dan turun menjadi hanya US$ 2,3 juta pada tahun 2022.

Kabupaten Pukchang, yang berpenduduk sekitar 140.000 orang, jumlah penghuni di panti asuhan kecil membengkak menjadi sekitar 110 anak. Dua panti asuhan di provinsi yang sama, di kota Sunchon, mendapati bayi-bayi yang ditinggalkan di depan pintu hampir setiap minggu, kata seorang sumber kepada RFA.

“Di lingkungan Ryonpo tempat saya tinggal, mereka mengubah pusat rekreasi perusahaan menjadi panti asuhan pada tahun 2012,” kata sumber kedua. “Beberapa hari yang lalu, ada seorang anak laki-laki berusia 3 tahun ditemukan menangis di depan pintu rumah mereka.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sumber itu mengatakan bahwa larangan perjalanan lokal karena pembatasan COVID-19 masih berlaku telah membatasi kemampuan banyak orang untuk mendapatkan uang.  Sebagian besar keluarga di Korea Utara harus menjalankan bisnis sampingan karena gaji untuk pekerjaan yang diberikan pemerintah tidak cukup untuk hidup. Sebagian besar bisnis sampingan melibatkan pembelian barang impor di satu lokasi, lalu menjualnya dengan harga lebih tinggi di lokasi lain.

Kim Jong Un Latihan Militer di Tengah Krisis Pangan 

Di sisi lain, krisis pangan tak menghentikan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tetap menggelar latihan militer. Pada Jumat, 10 Maret 2023, Kim Jong Un memerintahkan militer mengintensifkan latihan untuk "perang nyata."

Kim sebelumnya menyaksikan latihan serangan, dan mengatakan pasukan Korea Utara telah membuktikan kemampuan negara menghadapi "perang yang sebenarnya". Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek di lepas pantai baratnya pada hari Kamis, kata militer Korea Selatan, yang sedang menganalisis kemungkinan Korea Utara telah meluncurkan beberapa rudal secara bersamaan dari area sama.

Foto-foto yang dirilis oleh kantor berita Korea Utara KCNA menunjukkan setidaknya enam rudal ditembakkan pada waktu yang bersamaan. KCNA mengatakan sebuah unit yang dilatih untuk misi penyerangan "menembakkan rudal yang kuat ke perairan sesuai target" dan menunjukkan kemampuannya untuk "melawan perang yang sebenarnya."

Adik perempuan Kim Jong Un yaitu Kim Yo Jong, mengatakan awal pekan ini setiap langkah untuk menembak jatuh salah satu rudal uji cobanya akan dianggap sebagai deklarasi perang dan menyalahkan latihan militer bersama antara Amerika Serikat dan Korea Selatan atas meningkatnya ketegangan.

RADIO FREE ASIA | REUTERS 

Pilihan Editor: Eks PM Malaysia Muhyiddin Yassin Didakwa Korupsi Rp 795 M, Terancam 20 Tahun Penjara

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bos Mata-mata Rusia Datangi Korea Utara, Bahas Apa?

7 jam lalu

Kim Jong Un bersalaman dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov di Pyongyang, Korea Utara, 19 Oktober 2023. Kemenlu Rusia/Handout via REUTERS
Bos Mata-mata Rusia Datangi Korea Utara, Bahas Apa?

Kepala Intelijen Rusia mendatangi Korea Utara untuk membahas berbagai hal.


Perintah Gencatan Senjata di Jalur Gaza Dibayangi Kondisi Kelaparan di Gaza yang Memburuk

1 hari lalu

Warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan gratis saat penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan, selama bulan suci Ramadhan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara 19 Maret 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Perintah Gencatan Senjata di Jalur Gaza Dibayangi Kondisi Kelaparan di Gaza yang Memburuk

Sebelum Dewan Keamanan PBB (DK PBB) menyepakati gencatan senjata, warga di Jalur Gaza menghadapi kelaparan yang sangat mematikan.


Delegasi Korea Utara Kunjungan Kerja ke Vietnam

1 hari lalu

Bendera Korea Utara berkibar di kantor konsulat Korea Utara di Dandong, provinsi Liaoning, Cina. REUTERS
Delegasi Korea Utara Kunjungan Kerja ke Vietnam

Rangkaian kunjungan kerja itu dilakukan sebagai bagian dari upaya Pyongyang memperluas hubungan diplomatik setelah lockdown pandemi Covid-19.


18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

2 hari lalu

Militer Yordania menjatuhkan bantuan dari udara di Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza 26 Februari 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

Setidaknya 12 warga Palestina tenggelam setelah mereka berenang ke Laut Gaza saat mencoba mendapatkan bantuan yang diterjunkan dari udara


Adik Kim Jong Un Tolak Pertemuan Apa Pun dengan Jepang, Ini Alasannya

2 hari lalu

Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tiba di Kosmodrom Vostochny sebelum pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di wilayah timur jauh Amur, Rusia, 13 September 2023. Sputnik/ Vladimir Smirnov/Pool melalui REUTERS/File Foto
Adik Kim Jong Un Tolak Pertemuan Apa Pun dengan Jepang, Ini Alasannya

Adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan pada Selasa 26 Maret 2024 bahwa mengadakan pertemuan puncak dengan Jepang bukanlah kepentingan mereka


Tega, Ibu Ini Tinggalkan Bayinya hingga Tewas di Rumah Demi Liburan 10 Hari

3 hari lalu

Ilustrasi ibu sedih saat mengasuh bayinya. Foto: Unsplash/Hollie Santos
Tega, Ibu Ini Tinggalkan Bayinya hingga Tewas di Rumah Demi Liburan 10 Hari

Seorang ibu tega meninggalkan bayinya sendirian di rumah hingga akhirnya tewas karena kelaparan demi liburan sendirian.


Parlemen Israel: Perang Selesai Jika Warga Yahudi Menetap di Gaza Utara

3 hari lalu

Warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan gratis saat penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan, selama bulan suci Ramadhan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara 19 Maret 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Parlemen Israel: Perang Selesai Jika Warga Yahudi Menetap di Gaza Utara

Perang Israel di Jalur Gaza akan berakhir jika warga Yahudi menetap di bagian utara wilayah itu, kata salah seorang pemimpin parlemen Israel


Kim Yo Jong Benarkan Perdana Menteri Jepang Utarakan Niat Ingin Bertemu Kim Jong Un

3 hari lalu

Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Mausoleum Ho Chi Minh di Hanoi, Vietnam 2 Maret 2019. Berdasarkan sistem dinasti, ia berpotensi menjadi pemimpin Korea Utara menggantikan kakaknya. REUTERS/Jorge Silva
Kim Yo Jong Benarkan Perdana Menteri Jepang Utarakan Niat Ingin Bertemu Kim Jong Un

Kim Yo Jong mengkonfirmasi Perdana Menteri Jepang sudah mengutarakan niat untuk berrbicara dengan Kim Jong Un


Kepala UNRWA Benarkan Israel Tak Izinkan Lagi Bantuan Masuk Utara Gaza

3 hari lalu

Ketua UNRWA Philippe Lazzarini. REUTERS
Kepala UNRWA Benarkan Israel Tak Izinkan Lagi Bantuan Masuk Utara Gaza

Tel Aviv mengatakan pada UNRWA tidak akan lagi mengizinkan konvoi bantuan makanan dari UNRWA masuk ke utara Gaza.


Kim Jong Un Kirim Dukungan ke Putin atas Penembakan di Moskow

4 hari lalu

Ledakan gas di sebuah gedung perumahan bertingkat di kota Balashikha dekat Moskow pada hari Rabu, 20 September 2023. (TASS)
Kim Jong Un Kirim Dukungan ke Putin atas Penembakan di Moskow

Kim Jong Un menyampaikan pesan dukungan dan solidaritas kepada Vladimir Putin atas penembakan di gedung konser Moskow.