TEMPO.CO, Jakarta - Rusia meluncurkan gelombang serangan rudal besar-besaran ke wilayah Ukraina ketika orang-orang sedang tidur, Kamis, 9 Maret 2023, menewaskan sekurangnya enam orang, memutus listrik dan mematikan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Serbuan besar pertama serangan rudal sejak pertengahan Februari menghancurkan periode ketenangan komparatif terpanjang sejak Moskow memulai kampanye untuk menyerang infrastruktur sipil Ukraina lima bulan lalu. Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan infrastruktur dan bangunan tempat tinggal di 10 wilayah terkena dampaknya.
"Para penjajah hanya bisa meneror warga sipil. Hanya itu yang bisa mereka lakukan. Tapi itu tidak akan membantu mereka. Mereka tidak akan menghindari tanggung jawab atas semua yang telah mereka lakukan," kata Zelensky dalam sebuah pernyataan.
Sekurangnya lima orang tewas dalam serangan rudal yang menghancurkan sebuah rumah desa di wilayah Lviv sebelah barat, menurut layanan darurat. Gambar-gambar drone dari area itu, sekitar 700 km dan medan pertempuran mana pun, menunjukkan sebuah rumah rata dikelilingi bangunan-bangunan rusak parah.
Warga sipil lain dilaporkan tewas oleh serangan-serangan rudal di kawasan Dnipro tengah. Tiga warga sipil secara terpisah dilaporkan tewas karena artileri di Kherson.
Di ibukota Kyiv, warganya terbangun karena ledakan-ledakan. Serangan udara selama tujuh jam sepanjang malam itu adalah yang terlama dalam perang udara Rusia yang dimulai Oktober.
“Saya mendengar ledakan yang sangat kuat, sangat kuat. Kami segera melompat dari tempat tidur dan melihat sebuah mobil terbakar. Kaca hancur di balkon-balkon dan jendela-jendela,” kata Liudmyla, 58 tahun, sambil menggendong balita.
“Sangat mengerikan, sangat mengerikan. Anak ini takut dan melompat dari tempat tidur,” katanya. “Bagaimana mereka bisa melakukan ini? Bagaimana mungkin? Mereka bukan manusia, saya tidak tahu harus bagaimana memanggil mereka. Mereka menakut-nakuti anak kecil, kondisi mental mereka terganggu.”
Moskow mengatakan perangnya yang menargetkan infrastruktur Ukraina yang jauh dari medan pertempuran dimaksudkan untuk mengurangi kemampuan musuhnya berperang. Kyiv mengatakan serangan udara itu tidak memiliki tujuan militer dan dimaksudkan untuk membahayakan dan mengintimidasi sipil, sebuah kejahatan perang.
Pejabat Ukraina mengatakan Moskow telah menembakkan enam rudal hipersonik kinzhalnya, jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang tidak dapat ditembak jatuh oleh Ukraina. Rusia diyakini hanya memiliki beberapa lusin rudal, yang secara berkala disebut-sebut oleh Presiden Vladimir Putin dalam pidatonya sebagai senjata yang tidak dapat ditanggapi NATO.
Ukraina mengatakan rudal tersebut telah memutus pasokan listrik ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang terbesar di Eropa.
REUTERS
Pilihan Editor: Eks PM Malaysia Muhyiddin Yassin Diperiksa Kasus Korupsi, Anwar Ibrahim Tak Ikut Campur