TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB, Antonio Guterres datang ke Ukraina pada Rabu, 8 Maret 2023. Dalam pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dibahas soal perpanjangan kesepakatan ekspor biji-bijian melalui pelabuhan Laut Hitam. Perjanjian itu melibatkan Moskow, dan memungkinkan Ukraina mengirim komoditas itu selama perang dengan Rusia.
Zelensky dan Guterres bertemu di Kyiv pada Rabu, 8 Maret 2023. Keduanya meyakini pentingnya inisiatif Laut Hitam, serta ketahanan pangan global dan harga pangan.
Kesepakatan ini ditengahi oleh PBB dan Turki pada Juli lalu dan diperpanjang pada November. Inisiatif berlaku selama 120 hari dan akan diperbarui pada 18 Maret jika tidak ada pihak yang keberatan.
Sumber diplomatik Turki mengatakan, tuntutan Rusia, bagaimanapun, belum dipenuhi. Dia menambahkan bahwa Ankara "bekerja sangat keras" untuk memastikan kesepakatan itu berlanjut.
Barat telah memberlakukan sanksi keras terhadap Rusia atas invasinya ke negara tetangga Ukraina pada 24 Februari tahun lalu. Meskipun ekspor makanan dan pupuk Rusia tidak dikenai sanksi, Moskow mengatakan pembatasan pembayaran, logistik, dan industri asuransinya merupakan "penghalang" untuk pengiriman semacam itu.
“Kekhawatiran Rusia, atau lebih tepatnya kesulitan yang dihadapinya, belum teratasi. Tapi Turki melakukan bagiannya untuk mencapai kesepakatan antara semua pihak,” kata sumber diplomatik Turki.
Rusia, yang mencabut blokade tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina di bawah kesepakatan itu, telah mengisyaratkan, hambatan ekspor pertaniannya sendiri perlu dihilangkan sebelum membiarkan kesepakatan itu berlanjut.
Untuk membantu meyakinkan Rusia agar mengizinkan Ukraina melanjutkan ekspor biji-bijian Laut Hitamnya, kesepakatan tiga tahun dibuat tahun lalu. Dalam perjanjian itu, PBB setuju untuk membantu memfasilitasi ekspor makanan dan pupuk Rusia.
Pejabat tinggi perdagangan Amerika Serikat Rebeca Grynspan, yang melakukan perjalanan dengan Guterres ke ibu kota Ukraina, akan bertemu dengan pejabat senior Rusia di Jenewa minggu depan. Juru bicara PBB mengatakan, keduanya akan membahas perpanjangan kesepakatan.
Ukraina dan Rusia adalah pemasok utama biji-bijian dan pupuk global. Sebelum perang, Kyiv adalah pengekspor jagung terbesar keempat di dunia dan penjual gandum terbesar kelima, juga pemasok utama ke negara-negara miskin di Afrika dan Timur Tengah yang bergantung pada impor biji-bijian.
Menurut PBB Ukraina sejauh ini telah mengekspor lebih dari 23 juta ton jagung dan gandum berdasarkan kesepakatan itu. Tujuan utama utama pengiriman adalah Cina, Spanyol, Turki, Italia, dan Belanda.
REUTERS
Pilihan Editor: Tersangka Peracun 5.000 Siswi Iran Ditangkap, Dituduh Agen Media Asing