TEMPO.CO, Jakarta -Bentrokan pecah antara puluhan ribu pengunjuk rasa yang mendesak perdana menteri Yunani mundur, dengan polisi pada Rabu waktu setempat.
Polisi menembakkan gas air mata ke arah kerumunan, sementara para pengunjuk rasa membalas dengan melemparkan bom molotov ke depan gedung parlemen dan membakar mobil van serta tong sampah.
Kecelakaan pada 28 Februari telah memicu kemarahan publik atas kondisi jaringan rel. Para pekerja yang mogok mengatakan pengabaian selama bertahun-tahun, kurangnya investasi dan kekurangan staf - warisan dari krisis utang Yunani selama satu dekade merupakan penyebab kecelakaan mematikan tersebut.
Sebanyak 57 tujuh orang tewas, dan 14 lainnya masih dirawat di rumah sakit setelah sebuah kereta barang bertabrakan dengan kereta penumpang, yang membawa sebagian besar pelajar, pada 28 Februari.
Dalam protes jalanan terbesar yang dihadapi pemerintah sejak terpilih pada 2019, polisi memperkirakan lebih dari 60.000 orang, di antaranya pekerja transportasi, pelajar, dan guru, ikut serta dalam demonstrasi di seluruh kota Yunani.
Lebih dari 40.000 orang berbaris ke parlemen di Athena tengah, meneriakkan "Pembunuh!" dan "Kami semua berada di gerbong yang sama."
"Saya di sini untuk memberikan penghormatan kepada mereka yang meninggal, tetapi juga untuk mengungkapkan kemarahan dan frustrasi saya," kata pengunjuk rasa Athena Niki Siouta, seorang insinyur sipil berusia 54 tahun. "Pemerintahan ini harus pergi."
Bersamaan dengan pengunjuk rasa, pegawai negeri Yunani melakukan aksi mogok kerja selama 24 jam. Aksi mogok ini juga dilakukan para dokter, guru, supir bus, dan awak kapal feri.
Layanan kereta api lumpuh saat pekerja kereta memperpanjang aksi mogok yang diluncurkan setelah kecelakaan itu. "Pemerintah ini memilih membelanjakan uang untuk polisi dan tentara, tetapi tidak untuk keselamatan kami," kata Thanassis Oikonomou, seorang pekerja yang mogok dan perwakilan serikat pekerja bus.
Seruan semakin keras agar Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis - yang berjuang untuk terpilih kembali pada musim semi ini - untuk mundur karena tragedi ini.
Seorang kepala stasiun, yang mengaku lupa mengubah rute salah satu kereta, telah ditangkap dan didakwa, tetapi pemerintah dikritik karena berusaha mengalihkan kesalahan terutama kepadanya.
Kritikus mengatakan kepala stasiun tidak berpengalaman dan dibiarkan bekerja sendiri selama masa liburan yang sibuk, dan menuduh pejabat gagal melakukan reformasi keselamatan di jaringan.
Menteri transportasi Yunani mengundurkan diri pada 1 Maret dan Mitsotakis telah meminta maaf kepada keluarga korban. Ia berjanji untuk menyelidiki akar dari apa yang terjadi dan memulai serangkaian penampilan publik dalam upaya nyata untuk menenangkan kemarahan rakyat.
Pilihan Editor: Ribuan Protes di Athena setelah Kecelakaan Kereta Api Maut
Reuters | France24 (Fatima Asni Soares)