TEMPO Interaktif, Nairobi: Unit yang melumpuhkan perompak dan membebaskan kapten kapal dagang asal Amerika Serikat, Richard Phillips, adalah unit komando terkenal Navy Seals.
Tiga penembak tepat Navy Seals hanya membutuhkan tiga peluru untuk membunuh tiga perompak yang mengacungkan pistol ke kepala Phillips dalam operasi yang persis adegan film Hollywood.
Para perompak Somalia terkenal ganas dan jumlahnya banyak. Ratusan pelaut dari banyak negara--termasuk dari Indonesia--pernah menjadi korban mereka. Salah satu korbannya adalah kapal berbendera Amerika yang sedang membawa bantuan pangan untuk Rwanda, Somalia, dan Uganda, Maersk Alabama.
Mereka dibajak di lepas pantai Somalia pada Pada Rabu (8/4). Kaptennya, Phillips, dengan sukarela bersedia menjadi sandera asal kapal dan awak yang lain dilepas.
Empat perompak membawa Phillips ke perahu kecil sepanjang enam meter dan agaknya akan bergerak menuju ke pantai Somalia. Mereka menuntut tebusan US$ 2 juta (Rp 22,7 miliar). Jika Phillips dibawa ke Somalia--negeri tanpa hukum--maka tebusan mungkin lebih besar lagi dan urusan lebih njelimet.
Kapal penghancur Amerika Serikat, Bainbridge, mendekati perahu itu tapi tidak bisa berbuat banyak karena nyawa Phillips berada di ujung senjata empat perompak yang membawa pistol dan senapan semiotomatis AK-47. Mereka hanya bisa mendekati perahu.
Perundingan berjalan sejak Kamis. Komandan Bainbridge--atas instruksi petugas FBI yang memang terlatih berunding dan didatangkan ke kapal itu--bernegosiasi dengan para perompak. Dalam taktik perundingan, tentara Amerika bersikukuh tidak membicarakan soal tebusan.
Laksamana Madya William E. Gortney, komandan Angkatan Laut Amerika Serikat di kawasan itu, mengatakan perundingan hanya membicarakan soal pembebasan Kapten Phillips dan penyerahan diri para perompak.
Perundingan yang tidak membicarakan soal tebusan tentu saja membuat para perompak menghentikan negosiasi. Posisi ini memaksa perompak maupun tentara Amerika menunggu. Tentara Amerika hanya bisa menunggu. Tapi perompaknya juga hanya bisa menunggu.
Di Amerika, Departemen Pertahanan meminta izin Presiden Barack Obama untuk menggunakan kekuatan militer untuk melumpuhkan perompak. Dua kali permintaan ini dikirim. Tapi baru Sabtu (11/4) pagi Obama mengizinkan dengan syarat posisi kapten kapal terancam.
Di lepas pantai Somalia, beberapa jam setelah keputusan Obama ini, pasukan komando Angkatan Laut Amerika Serikat, Navy Seals, tiba di Bainbridge. Mereka datang dengan pesawat terbang dan diturunkan dengan parasut serta perahu karet. Mereka segera merapat ke kapal penghancur Bainbridge.
Para perompak itu kehabisan waktu pada Sabtu itu. Lebih tepatnya, mereka kehabisan makanan, minuman, dan bahan bakar. Mereka terpaksa memulai kembali perundingan.
Sebagai awal, Bainbridge memberi makanan dan minuman. Sebuah perahu kecil digunakan untuk membawa makanan dan minuman ini. Satu perompak, yang cidera, meminta bantuan pengobatan yang berarti menyerah dan ia menumpang perahu ini ke Bainbridge.
Perompak, yang kehabisan bensin, juga mempersilahkan kapal mereka ditarik Bainbridge. Tali untuk menarik itu semula sepanjang sekitar 75 meter. Tapi setelah malam tiba dan ombak membesar, tali hanya tinggal sekitar 30 meter.
Di senja itu pula, sebuah tembakan terdengar dari perahu perompak. Tidak jelas apa maksudnya. Tapi hal ini membuat para penembak jitu Navy Seals bersiaga di dek Bainbridge.
Mereka mengarahkan senapan jitu berkekuatan tinggi ke perahu yang berjarak hanya 30 meter itu. Mereka menggunakan teropong malam untuk melihat keadaan malam hari di perairan lepas pantai Somalia. Mereka siap menarik picu.
Dua perompak tampak mengeluarkan kepala dari bagian belakang kapal sedang yang satu, dari jendela, tampak mengacungkan senapan AK-47 kepada kapten. Posisi nyawa kapten terancam, sehingga perintah Obama sudah bisa dilakukan. Selain itu, ini kesempatan langka: tiga perompak dalam posisi terbuka.
Komandan kapal segera memberi perintah: tembak!
Tiga penembak Navy Seals, yang sudah berbagi sasaran, segera menarik picu secara serempak. Dhuarrrr!!!
Hanya dalam beberapa menit, anggota Navy Seals lain menyerbu perahu dan menemukan tiga perompak itu tewas dengan sandera--yang masih terikat--dalam keadaan baik.
Drama penyanderaan dan perompakan selama lima hari itupun berakhir.
AP/NEWYORKTIMES/NURKHOIRI