TEMPO.CO, Jakarta -Dinas keamanan FSB Rusia mengklaim telah menggagalkan serangan bom mobil terhadap seorang pengusaha nasionalis terkemuka Konstantin Malofeyev, yang mendukung perang Moskow di Ukraina. Moskow menengarai aksi itu didukung Ukraina.
FSB selaku badan intelijen domestik utama Rusia mengatakan, telah campur tangan untuk menghentikan plot tersebut. Adapun operasi itu disebut melibatkan pemasangan bom rakitan yang dikendalikan dari jarak jauh ke bagian bawah mobil yang digunakan oleh taipan Rusia itu.
Stasiun televisi Zvezda Rusia membagikan video dari FSB yang tampak menunjukkan seorang pria mendekati mobil yang diparkir dan sejenak meraih ke bawahnya. Televisi itu kemudian menerbitkan video robot yang muncul untuk mengeluarkan objek dari bawah mobil.
Dalam sebuah pernyataan, FSB menuduh dinas keamanan Ukraina berada di balik upaya pembunuhan itu. Rencana itu disebut telah diorganisir atas nama mereka oleh aktivis sayap kanan Rusia, Denis Kapustin, yang berbasis di Ukraina.
Kasus kriminal dianggap telah diluncurkan terhadap Kapustin karena dugaan pelanggaran teroris dan perdagangan gelap bahan peledak.
Kapustin, yang juga dikenal sebagai Denis Nikitin, adalah mantan petarung seni bela diri campuran. Dia terlibat serangan ke wilayah Bryansk selatan Rusia dari Ukraina pada pekan lalu oleh Korps Sukarelawan Rusia.
Komandan Kapustin di korps sukarelawan belum mau berkomentar. Sejauh ini belum ada komentar langsung dari Ukraina mengenai tuduhan ini.
FSB mengatakan pihaknya juga telah menggagalkan upaya Kapustin untuk melakukan serangan sabotase terhadap fasilitas minyak dan gas di wilayah Volgograd Rusia tahun lalu.
Malofeyev, target dugaan rencana pembunuhan, adalah pendukung Presiden Vladimir Putin yang memiliki saluran TV yang mempromosikan pandangan nasionalis dan sangat mendukung perang Rusia di Ukraina.
Melalui saluran Telegramnya, Malofeyev mengatakan, bahwa dia baik-baik saja dan tidak ada yang terluka dalam upaya pembunuhannya. Menurutnya, aksi itu tidak akan mengubah apa yang dia sebut sebagai "posisi patriotik"-nya.
"Saya tidak memiliki kebencian pribadi bahkan terhadap orang-orang yang menginginkan saya mati," katanya.
FSB mengatakan komplotan melawan Malofeyev menggunakan metode yang sama yang digunakan musim panas lalu untuk membunuh Darya Dugina, putri seorang ideolog nasionalis terkemuka. Serangan bom mobil itu terjadi di luar Moskow.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan "kelambanan yang disengaja" oleh struktur hak asasi manusia internasional memungkinkan Presiden Volodymyr Zelensky melakukan serangan semacam itu.
"Kami juga tidak ragu," katanya dalam sebuah pernyataan di situs kementerian, "bahwa tindakan tersebut dilakukan dengan persetujuan diam-diam, jika tidak dengan dorongan dari pihak Barat."
Ukraina membantah terlibat dalam pembunuhan Dugina.
Pilihan Editor: Rusia Umumkan Nama Wanita Ukraina Terduga Pelaku Peledakan Moskow
REUTERS