TEMPO.CO, Jakarta - Bentrokan meletus sesaat antara polisi dan sekelompok demonstran di pusat Athena, Minggu, 5 Maret 2023, saat unjuk rasa ribuan pelajar dan pekerja kereta api atas kecelakaan kereta api paling mematikan di Yunani.
Sekelompok kecil pengunjuk rasa melemparkan bom molotov ke arah polisi, yang membalas dengan gas air mata dan granat kejut. Para pengunjuk rasa kemudian membubarkan diri ke jalan-jalan terdekat.
Baca Juga:
Sedikitnya 57 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka pada Selasa, 28 Februari, ketika sebuah kereta penumpang dengan lebih dari 350 penumpang bertabrakan dengan kereta barang di jalur yang sama di Yunani tengah.
Setelah protes selama tiga hari terakhir di seluruh negeri, sekitar 10.000 pelajar, pekerja kereta api dan kelompok yang berafiliasi dengan partai kiri berkumpul di alun-alun Athena, Minggu, untuk menyatakan bela sungkawa atas hilangnya nyawa dan menuntut standar keselamatan yang lebih baik di jaringan kereta api.
"Kejahatan itu tidak akan dilupakan," teriak pengunjuk rasa saat mereka melepaskan balon hitam ke langit. Sebuah plakat bertuliskan: "Kebijakan mereka mengorbankan nyawa manusia."
Kereta api, yang berangkat dari Athena ke kota utara Thessaloniki, dipadati oleh mahasiswa yang kembali setelah liburan akhir pekan yang panjang. Bencana tersebut telah memicu luapan kemarahan, serta perhatian yang tajam terhadap standar keselamatan.
Pekerja kereta api, yang juga kehilangan rekan kerja dalam kecelakaan itu, telah melakukan pemogokan bergilir sejak Rabu untuk mengecam pemotongan biaya dan kurangnya investasi dalam infrastruktur kereta api, warisan krisis utang Yunani yang melemahkan dari 2010 hingga 2018.
Pemerintah Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis menyalahkan kesalahan manusia atas kecelakaan itu. Namun Mitsotakis mengatakan, Minggu, bahwa kesalahan manusia tidak mengelakkan tanggung jawab atas jaringan kereta api yang telah lama bermasalah.
"Sebagai perdana menteri, saya menyatakan berutang permintaan maaf kepada semua orang, tetapi terutama kerabat para korban," tulisnya di Facebook. "Keadilan akan segera menyelidiki tragedi itu dan menentukan tanggung jawab."
Seorang kepala stasiun di kota terdekat Larissa yang sedang bertugas pada saat kecelakaan itu didakwa minggu ini dengan membahayakan nyawa dan mengganggu transportasi umum.
Kepala stasiun, yang tidak dapat disebutkan namanya menurut hukum Yunani, menghadap hakim, Minggu, setelah pengacaranya meminta waktu tambahan pada Sabtu untuk menanggapi dakwaan menyusul informasi baru mengenai kasus tersebut.
Serikat pekerja kereta api mengatakan sistem keselamatan di seluruh jaringan kereta api telah rusak selama bertahun-tahun karena sistem pengawasan dan pensinyalan jarak jauh belum dikirimkan tepat waktu. Mereka telah meminta pemerintah untuk memberikan jadwal pelaksanaan protokol keselamatan.
Mitsotakis, Minggu, mengatakan bahwa seandainya ada sistem jarak jauh yang terpasang di seluruh jaringan kereta “praktiknya, tidak mungkin terjadi kecelakaan ini”.
Yunani akan segera mengumumkan tindakan, katanya, seraya menambahkan bahwa Athena akan meminta keahlian dari Komisi Eropa dan negara lain untuk meningkatkan keselamatan kereta api.
REUTERS
Pilihan Editor: Kecelakaan Kapal Migran, Paus Fransiskus: Hentikan Perdagangan Manusia