TEMPO.CO, Jakarta - Pada 1954, seorang pasien bernama Richard Herrick sedang berada dalam sekarat di usianya yang masih muda. Meskipun ia sangat gembira lantaran baru keluar dari penjara, tetapi kegembiraannya teredam kembali akibat diagnosis penyakit ginjal dalam tubuhnya.
Ia pun dirawat di salah satu rumah sakit sebelum akhirnya dipindahkan ke Rumah Sakit Peter Bent Brigham sekaligus Sekolah Kedokteran Harvard. Sebab, rumah sakit itu memiliki beberapa dokter dan ilmuwan yang sedang menangani masalah transplantasi ginjal. Mereka menemukan cara untuk mentransplantasikan ginjal sehat ke orang yang organnya gagal (rusak) dan mereka juga mencari anak kembar untuk mencoba operasi pertama ini.
Kelompok kecil dokter dan ilmuwan ini dipandang dengan skeptis oleh lembaga medis. Bahkan, kelompok ini mendapat julukan "sekelompok orang bodoh" atas upaya mereka. Namun, kelompok yang dinahkodai oleh seorang ahli bedah muda dan profesor Sekolah Kedokteran Harvard, Joseph E. Murray merasa yakin bahwa mereka akan mendapatkan banyak keuntungan dan sedikit keraguan.
Mengutip harvard.edu, berkat Ketekunan dan keterampilan kelompok itu dapat membuahkan hasil yang baik dan cepat sebelum Natal 1954. Mereka berhasil melakukan transplantasi ginjal pertama di dunia yang dilakukan untuk Richard dari ginjal saudara kembarnya, Ronald. Pekerjaan mereka ini pun memberi Richard kesempatan hidup baru. Selain itu, juga mengantarkan era transplantasi organ dalam, khususnya ginjal sehingga memberi harapan kepada ribuan pasien setiap tahun yang organnya rusak. Menurut pemimpin kelompok ini, Murray tindakan yang dilakukan ini merupakan hal terbaik untuk pasien.
Selama periode penting dalam transplantasi ginjal ini, Murray membagi waktunya antara Laboratorium Riset Bedah di Harvard Medical School, tempat ia mengerjakan teknik dalam operasi itu dengan Rumah Sakit Peter Bent Brigham, sebagai seorang perawat pasien. Sebelumnya, ia juga pernah bertugas dalam Perang Dunia II untuk mencangkok kulit banyak korban luka bakar. Barulah, setelah itu, ia kembali ke Harvard dan Brigham dan membuat program transplantasi ginjal.
Kemudian, pada 1962, Murray bekerja sama dengan para ilmuwan dari perusahaan obat Burroughs-Wellcome. Ia mencoba untuk melakukan prosedur transplantasi menggunakan obat, Imuran. Ia memasukkan obat tersebut pada seorang pasien bernama Mel Doucette yang menerima ginjal dari donor orang meninggal dunia. Obat tersebut pun berhasil melancarkan operasi. Akibatnya, obat anti-penolakan ini semakin mempermudah para dokter melakukan transplantasi organ dengan pasien dan orang yang tidak memiliki hubungan darah.
Rumah Sakit Peter Bent Brigham (sekarang menjadi Rumah Sakit Brigham and Women’s) ini pun terus menjadi pusat operasi transplantasi ginjal terkemuka di dunia. Bahkan, Murray sempat menjabat sebagai kepala ahli bedah plastik di rumah sakit ini dari 1964 sampai 1986. Lalu, pada 1990, pemimpin kelompok yang melakukan transplantasi ginjal, Murray berhasil mendapatkan hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran untuk karyanya dalam teknik transplantasi organ dan jaringan yang menyelamatkan jiwa, sebagaimana tertulis dalam britannica.
Pilihan Editor: Mitos Seputar Transplantasi Ginjal, Cek Faktanya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.