TEMPO.CO, Jakarta - Saus khasnya telah diubah dan bahan-bahannya telah diubah, tetapi "Big Hit", yang mulai dijual di Rusia minggu ini, adalah alternatif lezat dari Big Mac dari McDonald's, kata beberapa pelanggan.
McDonald's Corp menutup semua restorannya di Rusia segera setelah invasi Rusia ke Ukraina, Februari tahun lalu, yang akhirnya menjual lisensi lokal kepada Alexander Govor, yang mengungkap merek barunya pada Juni.
Kesepakatan itu menerapkan pembatasan-pembatasan untuk skema warna dan produk yang dapat digunakan rantai restoran penggantinya, Vkusno & tochka, atau "Tasty & that's it".
Big Mac, McFlurry dan Golden Arches semua dilarang, begitu juga saus Big Mac khas McDonald's.
"Mereka benar-benar mengubahnya,” kata Mikhail Proskunenkov, seorang mahasiswa, kepada Reuters, Rabu, 1 Maret 2023. "Mereka telah menambahkan lebih banyak sayuran, mengubah saus. Pokoknya, ini keren dan berbeda, tapi saya masih merindukan Big Mac lama.”
Pelanggan lain, Edgar Vardanyan, memberikan pujiannya: "Saya bisa katakan 100% bahwa ini lebih enak. Saya rasa bahan-bahannya sedikit berubah, sausnya menjadi makin lezat.”
CEO Vkusno & tochka, Oleg Paroev, mengatakan ketika mengumumkan produk baru pada Desember, bahwa saus dan tatanan bahannya akan berubah. Tetapi strategi perusahaannya juga berfokus pada keberlanjutan, dengan mengiklankan slogan-slogan seperti “Double Cheeseburger yang sama” dan logo baru restoran tersebut – sebuah burger yang ditata dengan dua kentang goreng, mirip huruf 'M'.
Tapi tak semua tergiur dengan burger baru itu. “Saus yang menjadi kualitas utama Big Mac menjadi sedikit lebih manis dan asam,” kata Vladimir, seorang siswa.
"Dan rotinya pada dasarnya menjadi lebih buruk, agak lebih lembut, tidak terlalu bercita rasa, sehingga Big Hit jatuh berantakan begitu Anda menyantapnya.”
REUTERS
Pilihan Editor: Hacker Rusia Serang Situs Pajak Polandia