TEMPO.CO, Jakarta - Anggota badan penasehat politik Cina mengusulkan agar wanita yang belum menikah diizinkan membekukan sel telur. Pembekuan sel telur dinilai sebagai langkah untuk menjaga kesuburan setelah populasi Cina turun tahun lalu untuk pertama kalinya sejak enam dekade terakhir.
Lu Weiying, anggota badan penasehat politik top China, mengusulkan akan memasukkan perawatan infertilitas dalam sistem asuransi kesehatan masyarakat pada Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC) mendatang. Konferensi akan dimulai pada 4 Maret 2023.
Lu adalah seorang dokter kesuburan di provinsi Hainan selatan China. Ia mengatakan memberi wanita lajang akses untuk membekukan sel telur memungkinkan mereka mengawetkannya sebelum melewati masa reproduksi puncak. "Wanita itu masih perlu menikah jika ingin menggunakan sel telur bekunya dan hamil di masa depan," katanya kepada media pemerintah Global Times.
Saat ini perawatan kesuburan seperti fertilisasi in vitro (IVF) dan pembekuan sel telur di Cina dilarang untuk wanita yang belum menikah. Rekomendasi Lu datang ketika pihak berwenang mencoba meningkatkan angka kelahiran yang anjlok dengan berbagai insentif. Pemerintah Cina menambahkan cuti melahirkan, tunjangan keuangan dan pajak untuk memiliki anak serta subsidi perumahan. Tahun lalu, China mencatat tingkat kelahiran terendah, yaitu 6,77 kelahiran per 1.000 orang.
Beberapa provinsi telah mengubah peraturan untuk meningkatkan angka kelahiran. Jilin di Cina timur laut, yang memiliki salah satu tingkat kelahiran terendah di negara itu, mengubah aturan pada 2002 untuk mengizinkan wanita lajang mengakses program bayi tabung. Namun kebijakan itu berdampak kecil terhadap angka kelahiran dan praktiknya masih dilarang secara nasional di bawah Komisi Kesehatan Nasional negara itu.
Sementara sembilan dari 10 negara terpadat di dunia mengalami penurunan kesuburan, tingkat kesuburan Cina tahun lalu adalah yang terendah dan jauh di bawah standar OECD. Cina belum secara resmi merilis data kesuburannya untuk tahun 2022.
Sebagian besar penurunan demografi China adalah akibat dari kebijakan satu anak yang diberlakukan antara 1980 hingga 2015 serta mahalnya biaya pendidikan.
FATIMA ASNI SOARES | DRC | REUTERS
Pilihan Editor: Dua Kereta Tabrakan Adu Lokomotif di Yunani, 26 Tewas