TEMPO.CO, Jakarta - Thailand menjadi surga bagi turis Rusia yang ingin menghindari perang Moskow di Ukraina yang telah memasuki tahun kedua pada 24 Februari 2023. Sejak Thailand membuka kembali perbatasannya dan mencabut pembatasan COVID-19 pada bulan Oktober 2022, Rusia menjadi kelompok pengunjung terbesar ketiga, setelah Malaysia dan India, menurut data pemerintah.
Saat ini ribuan orang Rusia sedang mencari tempat tinggal baru. Mereka khawatir dengan kesulitan ekonomi yang dilanda oleh Rusia dan takut menjalani wajib militer ke Ukraina. Sejak perang dengan Ukraina, semua warga negara laki-laki di Rusia yang berusia 18-27 tahun tunduk pada wajib militer selama satu tahun di angkatan bersenjata. Rusia mengatakan telah merekrut setidaknya 200.000 warga ke dalam angkatan bersenjata Rusia sejak Putin memerintahkan mobilisasi parsial pada September.
Thailand telah lama menjadi tujuan liburan populer bagi turis Rusia. Thailand dan Rusia adalah mitra dagang yang erat. Pada 2019, Rusia menjadi pasar pariwisata terbesar ketujuh Thailand. Thailand tidak mengikuti jejak negara-negara Barat yang melarang pengunjung Rusia.
Turis Rusia telah memanfaatkan hubungan harmonis kedua negara itu. Selama Oktober, November dan Desember, kedatangan orang Rusia ke Thailand lebih dari 331.000, menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Olahraga dan Pariwisata Thailand. Ribuan pendatang tersebut juga telah berinvestasi, membeli properti, atau menyewa jangka panjang di Thailand.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi perang pada September. Bagi banyak orang kaya Rusia, pantai Thailand yang cerah merupakan magnet yang menggoda.
Meskipun uang tidak menjadi masalah bagi sebagian orang, Ettayeb mengatakan tidak semua kliennya ingin tinggal di Thailand dalam jangka panjang. "Tidak banyak orang yang ingin meninggalkan Rusia secara permanen, mereka hanya ingin memastikan bahwa tidak harus berperang," kata Ettayeb. "Ketika semuanya kembali normal, kemungkinan besar mereka akan kembali."
Sepanjang 1 November 2022 hingga 21 Januari 2023, lebih dari 233.000 orang Rusia tiba di Phuket, menurut data dari Bandara Internasional Phuket. Tahun lalu, orang Rusia membeli hampir 40 persen dari semua kondominium yang dijual kepada orang asing di Phuket, menurut Pusat Informasi Real Estat Thailand.
Emil Saliani, berasal dari Ukraina, telah tinggal di Thailand selama beberapa tahun. Dia bekerja sebagai agen penjualan properti dan mitra pengembangan Wyndham Grand dan Natai Beach Resort di Phuket. "Kami memiliki hotel baru dan satu hotel tepi pantai, dan tingkat hunian kami hampir 100 persen. Sekarang kami memiliki lebih dari 50 persen orang Rusia yang tinggal selama 10-14 hari. Tidak ada masalah," kata Saliani.
Dia menyebut adegan investasi properti sebagai pasar perang yang gila. "Penjualan proyek ke pasar Rusia gila sekarang. November, Desember, Januari adalah musim yang sangat tinggi dibandingkan 10 tahun terakhir. Harga sewa juga naik tiga atau empat kali lipat," ujarnya.
Sebelum pandemi pada 2019, turis asing di Thailand mencapai 1,48 juta pengunjung. Pada November, turis dari Rusia berada di urutan ketiga setelah Malaysia dan India, dengan 108.985 kedatangan, naik dari 44.314 pada Oktober dan 15.900 pada September.
VOA NEWS | REUTERS | FATIMA ASNI SOARES | DRC
Pilihan Editor: Utang Malaysia Tembus Rp 5.000 T, Anwar Ibrahim Tolak Naikkan Gaji PNS