Empat perompak Somalia yang menuntut uang tebusan telah siap membunuh kapten kapal bernama Richard Phillips jika mereka diserang, kata salah seorang pembajak dalam kontaknya dengan kelompok yang akan membebaskan sandera tersebut.
Drama pembajakan itu sangat rumit dan berpotensi bentrok sebab keduanya yakni pembajak dan pasukan Amerika posisinya berhadapan di lokasi yag hanya beberapa ratus mil dari pantai Somalia. Anak buah kapal Amerika mencoba mengambil alih kapal Maersk Alabama saat Philips menyerahkan diri kepada pembajak.
Kapal USS Bainbridge yang berada tak jauh dari tempat kejadian telah menghubungi aparat keamanan Amerika untuk berunding dengan perompak. Kapal perusak ini beroperasi di wilayah pangkalan angkatan laut Amerika yang bertugas memerangi pembajak sejak awal abad ke-19.
Phillips, menjadi korban perompakan sejak Rabu lalu saat ia melintas untuk membawa bantuan makanan bagi warga yang kelaparan di Somalia, Rwanda dan Uganda.
Jumat tengah malam waktu setempat, Philips terlihat melompat keluar dari sekoci tempat ia ditahan dan mulai berenang ke arah kapal Amerika, kata seorang Pejabat Departemen Pertahanan yang meminta namanya tidak disebutkan sebab masalah ini dianggap sensitif.
Saat itu salah satu pembajak terlihat mengacungkan senjata otomatis ke arah Phiips dan ia pun terlihat berenang kembali ke arah sekoci. Tapi gambar yang diambil dari udara tersebut tak begitu jelas.
Philips berada dalam air hanya hitungan detik, tidak cukup lama untuk bisa diselamatkan oleh awak dari Bainbridge dan sedang tak ada kelompok penyelamat yang berada dalam air. Bairnbridge berada sekitar 200 mil jauhnya dari tempat Philips berenang.
Negosiasi telah berlangsung antara pembajak dan kapten dari Bainbridge, yang mendapatkan arahan dari negosiator sandera FBI, kata pejabat Amerika Serikat. C Mereka berbicara dalam hubungan telepon satelit.
Philips yang mengangkut sekitar 17 ribu ton bantuan itu diduga sengaja menyerahkan diri ke pembajak untuk menyelamatkan 20 anak buahnya. Anak buahnya berhasil mengendalikan kapal. Capt James Staples, teman kelas Philips di Akademi Maritim Massachusetts mengatakan ia tidak terkejut dengan usaha melarikan diri yang dilakukan Philips.
"Itu hanya menunjukkan bahwa ia masih kuat, ia berpikir, ia waspada," ujar Staples. "Dia akan mengambil setiap kesempatan untuk dia dapat, untuk membuat situasi yang lebih banyak untuk dirinya sendiri dan mungkin mendapatkan rumah sebagai cepat sebagai dia dapat."
Tindakan anarkis para pembajak di sepanjang Pantai Somalia, daerah miskin di Afrika, telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini. Pembajak Somalia diperkirakan telah menahan lebih dari 200 awak kapal menurut Biro Maritim Internasional, sebuah kelompok yang memantau pembajak yang berbasis di Malaysia.
Pekan lalu seorang pelaut Prancis dibebaskan dari perahu layar milik pembajak Somalia lainnya, namun salah seorang sandera tewas bersama dua pembajak lainnya. Tiga pembajak diamankan. Kepala Staf Angkatan Perang Prancis, Jean-Louis Georgelin menegaskan, seharusnya ada koordinasi antara Prancis dan Amerika setelah dua insiden ini.
AP/YAHOONEWS/HAYATI MAULANA NUR