TEMPO.CO, Jakarta - Para pemukim Israel mengamuk di desa-desa Palestina di daerah Nablus di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Minggu malam hingga Senin. Serangan ini menewaskan seorang warga Palestina dan melukai ratusan lainnya.
Seperti dilansir Aljazeera, Selasa 28 Februari 2023, pejabat Palestina menyebut para pemukim illegal Yahudi itu melakukan sedikitnya 300 serangan, termasuk penembakan dan pembakaran, dalam apa yang disebut sebagai "pogrom" atau aksi balas dendam.
Seorang pria Palestina berusia 37 tahun yang diidentifikasi sebagai Samih al-Aqtash, ditembak di perut pada Minggu malam oleh pemukim yang dilindungi oleh tentara Israel di desa Zaatara di selatan Nablus. Dia meninggal karena luka-lukanya. Ayah lima anak itu baru kembali ke rumah lima hari lalu setelah menjadi sukarelawan untuk membantu korban gempa di Turki.
Setidaknya 390 warga Palestina juga terluka dalam amukan pemukim di desa Huwara, Zaatara, Burin dan Asira al-Qibliya – semuanya di selatan Nablus, kata Bulan Sabit Merah Palestina. “Mayoritas terluka akibat gas air mata yang ditembakkan oleh tentara Israel serta menghirup asap dari kebakaran yang dilakukan oleh para pemukim.”
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan seorang warga dirawat di rumah sakit setelah dipukul di kepala dengan batu, menyebabkan tulang tengkoraknya retak. Warga Palestina lain dipukul dengan tongkat logam di wajahnya.
Saddam Omar, seorang warga Huwara, menggambarkan kekerasan itu sebagai “biadab”. “Kemarin kami menyaksikan tingkat baru kejahatan pemukim yang menjajah, di mana mereka secara agresif menyerang segalanya,” katanya kepada Al Jazeera.
“Maksud saya mereka membakar toko, supermarket, rumah, pohon, mobil, garasi mobil,” katanya. “Mereka mencoba masuk ke rumah-rumah. Mereka membakar hampir semuanya.”
Omar menambahkan bahwa para pemukim “100 persen dilindungi oleh tentara Israel”.
Setidaknya 30 rumah Palestina dan 100 mobil dibakar oleh para pemukim, kata Ghassan Daghlas, kepala pemantauan permukiman Otoritas Palestina untuk Tepi Barat utara, kepada Al Jazeera. Tidak ada luka bakar pada warga.
Daghlas mengatakan serangan itu "belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal ukuran dan waktu yang singkat," menambahkan bahwa tentara Israel adalah "mitra" dalam serangan itu.
Sebelumnya, Israel mengerahkan ratusan tentara lagi ke Tepi Barat yang diduduki. Huwara, pintu masuk selatan utama ke Nablus, ditutup.