TEMPO.CO, Jakarta - Bank dan politisi Rusia meremehkan sanksi asing terbaru terhadap pemberi pinjaman Rusia, menjanjikan solusi cepat untuk setiap masalah dengan transaksi mata uang asing klien.
Amerika Serikat dan Inggris pekan lalu menambahkan beberapa bank Rusia ke daftar sanksi mereka, sementara Uni Eropa memotong lebih banyak bank dari sistem pembayaran global SWIFT, di antaranya pemberi pinjaman daringTinkoff dan Bank Alfa swasta, keduanya dalam daftar kredit penting sistemik Institusi Rusia.
Mereka yang dikenakan sanksi minggu lalu telah menanggapi dengan sikap santai, dan beberapa orang mengatakan gangguan akan dibatasi dan lainnya membatasi transaksi mata uang asing atau menangguhkan perdagangan euro di rekening perantara.
Tinkoff, yang dimiliki oleh TCS Group Holding, mengatakan "sedang menangguhkan perdagangan euro, tetapi tindakan tersebut tidak akan mempengaruhi lebih dari 26 juta pelanggannya".
"Kami telah mengembangkan solusi infrastruktur yang akan memungkinkan klien mentransfer aset dengan lancar ke perusahaan baru yang tidak mendapat sanksi dalam waktu satu hingga tiga minggu," kata cabang brokernya, Tinkoff Investments.
Bank-bank besar Rusia telah bangkit setelah pukulan awal sanksi Barat tahun lalu dan sekarang mendorong bisnis dari negara, terutama anggaran pertahanan yang berkembang, dan rekening perusahaan besar.
Analis di broker Finam mengatakan bahwa "banyak pekerjaan telah dilakukan selama setahun terakhir untuk mengurangi risiko operasional dan menciptakan cadangan". Sanksi sebagian besar merugikan orang Rusia yang ingin bepergian ke luar negeri atau memegang mata uang asing.
Namun, Dmitry Polevoy, kepala investasi di Locko-Invest, mengatakan pembatasan pembayaran mata uang asing telah menghilangkan keunggulan kompetitif bank lapis kedua terbesar atas bank negara besar, sambil menambahkan, "Di masa depan, ini bisa menimbulkan masalah konsolidasi sektor sukarela dan wajib.”
Pada forum keuangan, Anatoly Aksakov, kepala komite keuangan parlemen, mengatakan sektor perbankan Rusia tidak akan sepenuhnya terputus dari SWIFT.
“Mereka akan meninggalkan celah untuk diri mereka sendiri karena Rusia adalah peserta yang terlalu serius dalam hubungan keuangan internasional,” kata TASS mengutip Aksakov.
Alexander Shokhin, kepala lobi bisnis terkemuka Rusia, lebih berhati-hati, dengan mengatakan bahwa situasi dapat berubah dengan cepat, dan bank-bank Rusia perlu bertindak terlebih dahulu.
REUTERS
Pilihan Editor: Di PBB, Menlu Retno Marsudi Desak Pelucutan Senjata Nuklir