TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendesak negara-negara untuk ikut upaya mendorong pelucutan senjata nuklir, saat menyampaikan pidato di forum PBB.
“Bencana nuklir hanya soal waktu, dan risiko ini semakin besar seiring menajamnya rivalitas antar-kekuatan besar," katanya di konferensi pelucutan senjata PBB di Jenewa pada Senin, 27 Februari 2023, tanpa merinci rivalitas antar-kekuatan besar itu negara mana.
Kekhawatiran soal nuklir meningkat setelah invasi Rusia ke Ukraina memasuki tahun kedua, dan tidak ada tanda itu akan segera berakhir.
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pihaknya menangguhkan perjanjian kontrol senjata nuklir atau New START. Itu merupakan kesepakatan terakhir yang tersisa antara Moskow dengan Washington.
Perjanjian itu membatasi hulu ledak nuklir yang dikerahkan masing-masing negara. Langkah Putin untuk menangguhkan kesepakatan nuklir dengan AS dikecam mitranya Barat.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden, saat melawat ke Polandia pekan lalu, menyebut keputusan itu tidak bertanggung jawab. Sementara Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, dalam sebuah pernyataan beberapa hari lalu menyebut dunia makin berbahaya karena Rusia memutuskan untuk tak melanjutkan kesepakatan nuklir.
Dalam rapat di Jenewa kemarin, Menteri Retno mengatakan, perlu adanya kemauan politik untuk pelucutan senjata nuklir ini. Fokus utama yang perlu didorong, menurut Retno, adalah Negative Security Assurances (NSA) yang mengikat secara hukum.
NSA adalah adanya jaminan, negara pemilik senjata nuklir tidak akan menggunakan atau mengancam penggunaan senjata nuklir kepada negara non-pemilik senjata nuklir.
Ini merupakan insentif bagi negara-negara yang telah mematuhi kewajibannya di bawah Non-Proliferation Treaty serta meningkatkan rasa saling percaya antara negara pemilik dan non-pemilik senjata nuklir.
Retno juga menyerukan PBB untuk memperkuat arsitektur perlucutan senjata nuklir dan non-proliferasi. Poin lain yang menjadi sorotan menlu adalah perlunya memfasilitasi kepatuhan terhadap zona bebas senjata nuklir.
“Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Indonesia akan terus memajukan zona bebas senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara," kata Retno. Dia menambahkan, langkah ini akan dilakukan dengan mengupayakan ditandatanganinya Protokol Zona Bebas Nuklir di Asia Tenggara.
Indonesia dan negara Asia tenggara secara luas menghadapi tantangan dari ketegangan langsung persaingan Amerika Serikat dan Cina memperebutkan pengaruh di Indo-Pasifik.
Amerika Serikat, Inggris, dan Australia pada akhir 2021, membentuk pakta keamanan trilateral AUKUS. Salah satu kerja samanya memungkinkan Australia membangun kapal selam nuklir untuk memperluat angkatan lautnya.
Pilihan Editor: Retno Marsudi Pidato di Dewan HAM PBB: Perang Harus Dihentikan
DANIEL A. FAJRI