TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat tinggi dalam pemerintahan Amerika Serikat mengatakan "tidak ada bukti bahwa China telah mengirimkan dukungan militer yang mematikan ke Rusia", sebuah langkah yang konon sedang dipertimbangkan oleh Beijing. Seorang pejabat juga mengatakan China terkejut dengan dukungan teguh yang ditunjukkan oleh sekutu Ukraina dan kinerja militer Rusia yang buruk di medan perang selama setahun terakhir.
Komentar-komentar itu datang dari penasihat keamanan nasional Jake Sulivan dan Direktur CIA William Burns secara terpisah.
Sullivan mengatakan kepada “State of the Union” yang ditayangkan CNN, bahwa Washington akan terus mengirim sebuah pesan yang kuat kepada Beijing terhadap pemberian bantuan militer ke Moskow. Dikhawatirkan senjata itu akan digunakan untuk membombardir kota-kota, membunuh warga sipil dan melakukan kekejaman.
Langkah seperti itu “akan menjadi kesalahan yang buruk, dan China seharusnya tidak menginginkan bagian darinya,” kata Sullivan. Namun, dia menambahkan, “saat ini, China belum bergerak maju, sejauh yang dapat kami lihat. Kami belum melihat mereka melakukannya.”
Sementara itu, Burns mengatakan di CBS News "Face the Nation" bahwa ada intelijen AS yang "menyarankan" China "mempertimbangkan" untuk memberikan peralatan militer yang mematikan kepada Rusia, membenarkan laporan berita sebelumnya, termasuk oleh The Washington Post. Namun dia menambahkan, "Kami juga belum melihat bahwa keputusan akhir telah dibuat, dan kami tidak melihat bukti pengiriman peralatan mematikan yang sebenarnya."
Baca Juga:
Burns menambahkan bahwa tampaknya Presiden China Xi Jinping terkejut dengan kelemahan militer Rusia, yang diharapkan dapat menaklukkan ibu kota Ukraina dalam hitungan hari setelah invasi tahun lalu, serta dukungan kuat yang ditunjukkan oleh negara-negara Barat.
Solidaritas, kata Burns, ditunjukkan dalam kesediaan Amerika Serikat dan sekutu Eropa “untuk menyerap sejumlah biaya ekonomi demi menghindari kerusakan ekonomi yang lebih besar di Rusia dari waktu ke waktu.” Koalisi negara telah mengenakan sanksi ekonomi terhadap bisnis Rusia, oligarki Rusia , dan perusahaan yang melakukan bisnis di dalam Rusia.
“Semua itu, menurut saya, telah menyadarkan Xi Jinping sampai batas tertentu,” kata Burns.
THE WASHINGTON POST
Pilihan Editor: Australia Ingin Mereformasi Aturan Keamanan Siber