TEMPO.CO, Jakarta - Yordania akan menggelar sebuah pertemuan, Minggu, 26 Februari 2023, antara pejabat tinggi keamanan dan politik Israel dan Palestina dengan keikutsertaan AS untuk menghentikan gelombang kekerasan baru-baru ini yang memicu kekhawatiran akan eskalasi yang meluas menjelang bulan suci umat Islam, Ramadan, kata para pejabat.
Mereka mengatakan pertemuan satu hari di pelabuhan Laut Merah Aqaba, yang rencananya dihadiri oleh penasihat Presiden AS Joe Biden untuk Timur Tengah, Brett McGurk, akan mempertemukan kepala keamanan Israel dan Palestina untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, bersama perwakilan pihak-pihak regional utama.
Pembicaraan tersebut merupakan bagian dari peningkatan keterlibatan diplomatik Yordania dengan Washington dan mitra regional Mesir untuk memulihkan ketenangan di Israel dan wilayah Palestina di Gaza dan Tepi Barat serta kepercayaan antara kedua belah pihak, kata para pejabat, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Pertemuan itu bertujuan untuk memberikan rakyat Palestina harapan untuk sebuah masa depan politik, kata pejabat senior Yordania kepada Reuters. Jika tujuan itu tercapai, “akan tercermin di lapangan,” katanya.
Pertemuan itu menawarkan peluang untuk menghentikan lonjakan bentrokan Israel-Palestina dalam bulan-bulan terakhir yang memicu kemarahan negara-negara Arab dan kekhawatiran Internasional akan kemunduran kembali ke konflik Israel-Palestina yang lebih luas.
"Pertemuan semacam ini belum pernah terjadi sejak bertahun-tahun … sebuah pencapaian besar untuk mempertemukan mereka,” kata pejabat Yordania, yang juga minta namanya tidak disebut.
Dalam tahun-tahun sebelumnya, pertempuran pecah antara polisi Israel dan warga Palestina di sekitar masjid Al-Aqsa Yerusalem di tengah-tengah Ramadan bertepatan dengan Paskah Yahudi dan Paskah Kristen.
Yerusalem adalah kota suci bagi ketiga agama. Yordania bertindak sebagai penjaga Al-Aqsa, sebuah masjid besar di Kota Tua Yerusalem.
Sekurangnya 62 warga Palestina, termasuk orang bersenjata dan warga sipil, terbunuh tahun ini, kata kementerian Palestina. Sepuluh warga Israel dan seorang turis Ukraina tewas dalam serangan-serangan Palestina dalam periode yang sama, menurut kementerian luar negeri Israel.