TEMPO.CO, Jakarta - Pemilihan presiden Nigeria dan kedua majelis parlemen federal diadakan di 36 negara bagian pada Sabtu 25 Februari 2023. Ini sebagai transisi kekuasaan sipil-ke-sipil keenam berturut-turut sejak kembali ke demokrasi pada 1999.
Delapan belas kandidat bersaing untuk menggantikan Muhammadu Buhari, yang mengundurkan diri sebagai presiden pada Mei, setelah menjalani dua masa jabatan empat tahun.
Namun, kandidat utama dalam kontes terbuka paling luas sejak Nigeria beralih dari pemerintahan militer ke demokrasi pada 1999 adalah dua veteran politik dari dua partai utama, dan seorang kandidat dari partai kecil yang menurut jajak pendapat memiliki peluang berkat dukungan dari pemilih muda.
Mereka adalah Bola Tinubu dari Kongres Semua Progresif (APC) yang berkuasa, Atiku Abubakar dari oposisi terkemuka Partai Demokratik Rakyat, Peter Obi dari Partai Buruh, dan Rabiu Kwankwaso dari Partai Rakyat Nigeria Baru (NNPP).
Tinubu dan Atiku adalah tokoh politik senior dengan jaringan puluhan tahun di belakang mereka dan menggembungkan pundi-pundi kampanye. Sama-sama Muslim, Tinubu berasal dari etnis Yoruba dari barat daya dan Atiku adalah Fulani dari timur laut.
Tempat pemungutan suara dibuka pada 07:30 waktu setempat dan akan ditutup pada 13:30. Sekitar 176.600 tempat pemungutan suara dijadwalkan dibuka. Meski demikian, wartawan Reuters di beberapa lokasi di seluruh negeri melihat beberapa TPS yang belum siap. Di Negara Bagian Kano utara dan Negara Bagian Bayelsa selatan, wartawan melihat antrean pemilih tanpa petugas pemilu terlihat di TPS.
"Kami masih menunggu mereka seperti yang Anda lihat. Saya di sini dan semua orang ada di sini. Saya ingin sekali memilih, memberikan suara untuk menjalankan hak konstitusional," kata Daniel Kessy, yang menunggu untuk memilih di kota Kano kepada Reuters.
Penghitungan suara akan dimulai segera setelah pemungutan suara ditutup dan hasilnya akan diumumkan di luar TPS. Penghitungan akhir dari 36 negara bagian dan ibukota federal Abuja diharapkan dalam lima hari pemungutan suara.