TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Tunisia pada Rabu, 22 Februari 2023 menangkap Issam Chebbi, seorang tokoh oposisi terkemuka, dan mengepung rumah Jawher Ben Mbarek, pengkritik utama Presiden Kais Saied, kata kerabat dan pengacara kedua pria itu.
Penangkapan itu terjadi di tengah tindakan keras terhadap para pengkritik Saied, yang melibatkan lebih dari selusin penangkapan selama dua minggu terakhir termasuk politisi, hakim, dan tokoh media.
Chebbi, ketua Partai Republik, ditangkap di dekat pusat perbelanjaan saat dia keluar bersama istrinya, kata keluarga dan pengacaranya kepada Reuters. Polisi kemudian menggeledah rumahnya.
Polisi mengepung rumah Ben Mbarek untuk menangkapnya, tetapi ia tidak berada di rumah, kata pengacara dan saudara perempuannya.
Saied menutup parlemen terpilih pada 2021 dan merebut sebagian besar kekuasaan, bergerak untuk berkuasa melalui dekrit dan menulis konstitusi baru yang dia keluarkan dalam referendum dengan pergantian rendah tahun lalu, tindakan yang disebut musuhnya sebagai kudeta.
Presiden mengatakan langkah itu legal dan diperlukan untuk menyelamatkan Tunisia dari kekacauan, berulang kali menyebut pengkritiknya sebagai pengkhianat dan musuh negara. Tahun lalu dia juga mengambil otoritas tertinggi atas peradilan.
Polisi dan Kementerian Dalam Negeri menolak mengomentari penangkapan itu, tetapi pengacara mengatakan beberapa dari mereka yang ditahan dituduh berkonspirasi melawan keamanan negara.
Saied juga secara terbuka mengatakan bahwa beberapa dari mereka yang ditangkap bertanggung jawab atas kekurangan makanan dan bahan bakar yang menurut para ekonom akibat krisis keuangan publik.
Chebbi adalah saudara laki-laki Nejib Chebbi, pemimpin koalisi Front Keselamatan Nasional dari kelompok oposisi yang memimpin protes terhadap Saied.
Ben Mbarek juga tokoh terkemuka di Front Keselamatan Nasional dan mendesak penggulingan Saied melalui protes jalanan.
REUTERS
Pilihan Editor: Putin: Xi Jinping akan Berkunjung ke Rusia