TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah festival panen ganja di sebuah wilayah Paraguay yang biasanya dikenal karena perdagangan obat terlarang telah menyalakan harapan para petani lokal bahwa legalisasi kemungkinan mengikuti yang akan mengizinkan mereka membudidayakan tanaman itu untuk penggunaan medis.
Komunitas pedesaan Aguerito, di Paraguay timur, menyambut ratusan pengunjung selama akhir pekan lalu untuk sebuah “tur ganja” di pertanian yang beroperasi di wilayah abu-abu: ganja untuk penggunaan medis dilegalkan di negara itu sejak 2017, tetapi harus diimpor. Pembudidayaan lokal tidak diizinkan.
Para petani yang menyelenggarakan acara itu adalah bagian dari sebuah kelompok yang meninggalkan pertanian tradisional, bertaruh untuk membudidayakan ganja. Mereka berharap festival ini akan menarik perhatian para wakil rakyat, mendorong mereka untuk mendukung undang-undang baru demi membantu pertanian-pertanian kecil.
RUU yang bertujuan untuk mengatur industri baru itu, dari benih hingga penjualan, diajukan ke Kongres pada akhir 2022, tetapi tidak jelas apakah akan disahkan.
Paraguay adalah produsen global utama untuk ganja-ganja yang dijual ilegal, mengekspor terutama ke negara-negara tetangga Amerika Selatannya, seperti Brasil.
“Sudah ada marijuana di area ini ketika kami tiba di sini 32 tahun lalu," kata petani Eulalio Lopez. "Tetapi kami takut untuk mengerjakannya, kami bahkan tidak membicarakannya pada waktu itu. Ini hanya ‘ilalang.’”
Hanya segelintir laboratorium yang mengimpor ganja masuk Paraguay untuk penggunaan obat legal, tetapi menjualnya dengan harga yang selangit, kata Jorge Rolon, penasihat hukum para petani,
"Negara kami memiliki potensi yang luar biasa,” katanya, membanggakan tanah negeri itu yang kaya dan produk yang bagus. "Ini adalah peluang yang tidak boleh dilewatkan Paraguay."
REUTERS
Pilihan Editor: Dukung Konsensus ASEAN soal Myanmar, Cina Terima Pujian dari Indonesia