TEMPO.CO, Jakarta - Singapura mengumumkan kasus kematian pertama terkait vaksin COVID-19. Berdasarkan hasil koroner yang diperoleh Channel NewsAsia pada Senin 20 Februari 2023, Koroner Negara Adam Nakhoda memutuskan kematian warga negara Bangladesh yang diidentifikasi dengan nama Rajib, kemungkinan terkait dengan suntikan COVID-19 yang dia terima.
Rajib, berusia 28 tahun, meninggal karena miokarditis atau radang jantung tiga pekan setelah menerima dosis pertama vaksin Moderna/Spikevax COVID-19 pada 18 Juni 2021. Rajib dilaporkan tidak memiliki penyakit kronis yang diketahui dan tidak pernah melaporkan sakit di tempat kerja sebelumnya.
Rajib, yang dikenal dengan satu nama, bekerja sebagai pengawas las di Sunlight Engineering. Tiga minggu setelah suntikan dosis pertama pada 9 Juli 2021, Rajib sedang bekerja ketika tiba-tiba tidak sadarkan diri.
Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Ng Teng Fong, tetapi tidak dapat diselamatkan. Dia dinyatakan meninggal beberapa jam kemudian.
Otopsi oleh Teo Eng Swee dari Divisi Kedokteran Forensik Otoritas Ilmu Kesehatan menemukan bahwa sebagian besar organ dalam Rajib normal, kecuali jantungnya. Pemeriksaan mikroskopis mengungkapkan miokarditis di jantungnya, dan penyebab akhir kematian ditentukan sebagai miokarditis.
Ada banyak penyebab miokarditis, tetapi yang paling umum adalah infeksi virus. Penyebab lainnya termasuk infeksi bakteri, jamur atau parasit, penyakit autoimun, konsumsi obat-obatan terlarang atau resep, dan sebagai akibat dari vaksin COVID-19.
Koroner mengesampingkan semua kemungkinan penyebab lainnya karena Rajib tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit apa pun, hanya menyisakan tautan dengan vaksin COVID-19.
Dalam kesaksiannya, Teo mengatakan ada bukti jelas bahwa miokarditis dapat berkembang setelah vaksinasi COVID-19. Namun, ia mengatakan mekanisme vaksin COVID-19 menyebabkan miokarditis tidak diketahui, dan diperlukan penelitian tambahan.
Dia mengatakan kecil kemungkinan miokarditis Rajib adalah akibat dari COVID yang pernah dideritanya setahun sebelumnya. “Karena akan ada lebih banyak kondisi fisik yang terlihat seperti jaringan parut atau fibrosis di jantungnya.”
Dalam kesimpulannya, Teo mengatakan miokarditisRajib tampaknya terkait dengan vaksinasi COVID-19, tetapi menekankan bahwa hal itu tidak dapat ditetapkan secara objektif.
Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan pada Jumat bahwa kematian Rajib adalah yang pertama terkait dengan vaksinasi COVID-19 secara lokal.
Di bawah Program Bantuan Keuangan Cedera Vaksin yang diberikan oleh Depkes Singapura, bantuan keuangan satu kali sebesar S$225.000 akan diberikan kepada keluarganya, kata Depkes. Bantuan ini bekerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja untuk diberikan kepada keluarga Rajib.
Pilihan Editor: Vaksinasi Covid-19 Hampir 70 Persen, Singapura Akan Mulai Longgarkan Pembatasan
CHANNEL NEWSASIA