TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menghujani Ukraina dengan rudal, Kamis, 16 Februari 2023, dan menyerang kilang minyak terbesarnya, kata Kyiv, sementara kepala kelompok tentara bayaran Wagner memperkirakan kota Bakhmut yang telah lama dikepung akan butuh waktu berminggu-minggu jika tidak berbulan-bulan untuk jatuh.
Mengikuti pola pengeboman besar-besaran setelah medan perang Ukraina atau kemenangan diplomatik, Rusia meluncurkan 36 rudal pada dini hari, kata Angkatan Udara Ukraina.
Pejabat-pejabat aliansi NATO, hari sebelumnya, telah membicarakan rencana untuk lebih perangkat keras untuk Kyiv, dan Inggris dan Polandia setuju setelah para pemimpin mereka, Kamis, bertemu bahwa dukungan harus ditingkatkan di pekan-pekan mendatang.
Rudal-rudal Rusia memicu sirine serangan udara dan mendarat di Ukraina, termasuk di pengilangan Kremenchuk, di mana tingkat kerusakan tidak jelas. Sekitar 16 rudal ditembak jatuh, kata Angkatan Udara, lebih rendah dari biasanya.
Ukraina mengatakan serangan itu termasuk tiga rudal KH-31 dan satu rudal jelajah anti-kapal Oniks, yang tidak dapat ditembak jatuh oleh pertahanan udaranya. Staf umumnya, dalam laporan malamnya, mengatakan Rusia juga telah menembaki lebih dari dua lusin permukiman timur dan selatan.
Tidak ada komentar dari Moskow tentang serangan rudal atau pengeboman, dan Reuters tidak dapat memastikan secara independen laporan dari medan pertempuran.
Polisi di Moldova, di mana parlemen, Kamis, menyetujui pemerintahan pro-Barat baru, mengatakan mereka menemukan lagi sisa-sisa rudal di dekat perbatasan dengan Ukraina. Sementara itu, Belarus, yang mengizinkan Rusia menggunakan teritorinya untuk mengirim pasukan masuk Ukraina di awal perang, hanya akan berperang bersama sekutunya jika diserang.
Didukung oleh puluhan ribu pasukan cadangan, Rusia telah mengintensifkan serangan darat di seluruh Ukraina selatan dan timur, dan, saat peringatan pertama invasi 24 Februari semakin dekat, serangan besar baru tampaknya akan terbentuk.
Konflik itu telah menewaskan puluhan ribu orang, menghancurkan kota-kota Ukraina, menurunkan stabilitas ekonomi global dan mengusir jutaan orang. Jerman mengatakan 1,1 juta orang tiba dari Ukraina 2022 saja, melebihi gelombang migran yang belum pernah terjadi pada 2015-16.