TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menyuarakan kekecewaan yang mendalam pada keputusan Israel untuk memperluas permukiman Yahudi di teritori Palestina yang diduduki, tetapi juga menggambarkan dorongan agar Dewan Keamanan PBB untuk mengecam langkah itu sebagai “tak menolong”.
Dalam sebuah teguran terhadap Israel – yang mengesankan Presiden Joe Biden sedang menyiapkan sikap yang lebih keras dalam menghadapi Perdana Menteri Netanyahu – Gedung Putih mengatakan kegiatan pemukiman “menciptakan fakta di lapangan" yang merongrong harapan perdamaian antara Israel dan negara Palestina masa depan.
"Amerika Serikat menentang keras langkah-langkah sepihak yang menambah ketegangan, membahayakan kepercayaan antara pihak-pihak dan merusak kelayakan geografis solusi dua negara,” kata sekretaris pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, Kamis, 16 Februari 2023.
Pemerintahan Netanyahu, Minggu, 12 Februari 2023, mengesahkan sembilan pos pemukim di Tepi Barat yang diduduki dan mengumumkan pembangunan massal rumah-rumah baru di permukiman yang telah mapan.
Sebagian besar kekuatan dunia menganggap pemukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur ilegal. Israel membantahnya dan menyebutkan kaitan alkitabiah, sejarah dan politik ke Tepi Barat, juga kepentingan keamanan.
Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan sebuah draf resolusi, seperti yang dilihat Reuters, Rabu, yang menuntut Israel “segara dan sepenuhnya menghentikan semua aktivitas pemukiman di teritori Palestina yang diduduki."
Dewan beranggotakan 15 negara itu kemungkinan akan melakukan pemungutan suara, Senin mendatang, atas teks tersebut, yang disusun oleh Uni Emirat Arab berkoordinasi dengan Palestina, kata diplomat.
“Langkah-langkah seperti aktivitas pemukiman, langkah-langkah seperti penetapan resolusi semacam itu tidak membantu dan menjauhkan kita dari solusi dua negara yang dinegosiasikan,” kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri, Vedant Patel, kepada wartawan, Kamis.
Ia mengatakan Amerika Serikat sedang bekerja dengan mitra-mitra di PBB di New York atas “langkah selanjutnya.”
Desember 2016 Dewan Keamanan menuntut Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman. Mereka mengadopsi sebuah resolusi setelah pemerintahan Presiden AS Barack Obama bersikap abstain, kebalikan dari praktiknya untuk melindungi Israel dari tindakan PBB.
Ketika ditanya, Kamis, tentang kemungkinan Amerika Serikat akan abstain lagi, Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan: “Saya tidak punya informasi apa pun untuk Anda tentang itu.”
Israel merebut Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur – wilayah-wilayah yang diinginkan Palestina untuk sebuah negara – dalam perang 1967. Israel mundur dari Gaza pada 2005, tetapi, bersama tetangganya, Mesir, mengendalikan perbatasan-perbatasan kantong itu.
REUTERS
Pilihan Editor: 10 Juta Unit Rumah di Jepang Dibiarkan Kosong, Apa Sebabnya?