TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat melalui kedutaan besarnya di Jakarta membahas soal balon mata-mata Cina dengan Pemerintah Indonesia. Alat yang disebut sebagai perangkat pengintai Beijing itu beroperasi di wilayah udara ASEAN.
“Ya, kedutaan besar berbicara dengan Kementerian Luar Negeri RI pada minggu lalu soal program balon pengintai tingkat tinggi RRC,” kata Juru Bicara Kedutaan Besar AS Michael Quinlan melalui keterangan tertulis kepada Tempo, Kamis, 16 Februari 2023.
Quinlan, dalam pesannya, merujuk pada komentar yang dibuat oleh Sekretaris Pers Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder pada Rabu, 8 Februari 2023. Balon mata-mata Cina itu beroperasi setidaknya di lima benua, termasuk di wilayah Asia Tenggara.
“Bagi Departemen Pertahanan, bahwa Cina tetap menjadi tantangan yang terus berpacu, dan sesuatu yang akan terus kami fokuskan,” katanya.
Kementerian Luar Negeri RI belum segera menanggapi permintaan komentar yang disampaikan kepada juru bicara serta direktur jenderal Amerika dan Eropa.
Amerika Serikat menembak jatuh balon Cina bulan ini. Setelah insiden tersebut, militer AS menyesuaikan pengaturan radar untuk mendeteksi objek yang lebih kecil dan menemukan tiga pesawat tak dikenal.
Presiden AS Joe Biden memerintahkan untuk menembak jatuh semua perangkat itu– satu di atas Alaska, satu lagi di atas Kanada, dan yang ketiga di atas Danau Huron di lepas pantai Michigan.
Washington memberi pengarahan kepada pejabat dari 40 negara tentang objek tersebut, dan sejak saat itu kekhawatiran tersebut muncul di tempat lain. Kementerian pertahanan Jepang mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya "sangat mencurigai" balon pengintai China telah memasuki wilayah Jepang setidaknya tiga kali sejak 2019.
Setelah AS menembak jatuh balon mata-mata Cina pekan lalu, kini giliran Beijing yang menuduh Washington mengirim balon pengintai di atas wilayah Xinjiang dan Tibet. Cina mengancam akan mengambil tindakan terhadap entitas Amerika Serikat yang merusak kedaulatan negaranya.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan RI belum menanggapi pesan singkat soal potensi balon mata-mata Cina ini di wilayah udara Indonesia. Sementara Staf Khusus Kemenko Polhukam RI Rizal Mustary mengaku akan mengecek itu kepada deputi terkait.
Kedutaan Besar Amerika Serikat menegaskan kerja sama pertahanan AS-Indonesia tidak pernah sekuat atau selengkap saat ini. “Kami bangga menjadi mitra keterlibatan militer terbesar di Indonesia dan bekerja untuk memperdalam keterlibatan itu,” katanya.
DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Duta Besar Ukraina Komentari Pengemudi Fortuner yang Disebut Musuh Negaranya