TEMPO.CO, Jakarta - Seorang jurnalis Rusia dihukum enam tahun penjara dalam sebuah koloni tahanan, Rabu, 15 Februari 2023 karena telah menuduh angkatan udara Rusia mengebom sebuah teater di kota Ukraina, Mariupol April lalu tempat para perempuan dan anak-anak berlindung.
Pengadilan distrik Lenin di kota Siberia, Barnaul, juga melarang Maria Ponmarenko bekerja sebagai wartawan selama lima tahun, demikian pernyataan layanan pengadilan. Para jaksa negara meminta hukuman sembilan tahun.
"Patriotisme adalah cinta untuk ibu pertiwi, dan cinta untuk ibu pertiwi seharusnya tidak dinyatakan dengan menganjurkan kejahatan,” kata Ponmarenko kepada pengadilan sebelum putusan hukumannya, menurut media RusNews tempat ia bekerja. "Menyerang tetangga Anda adalah sebuah kejahatan.”
“Jika ini sebuah perang – maka sebutlah ini sebuah perang,” katanya dari dalam kurungan di ruang sidang. “Ini adalah kejahatan negara terhadap tentara – seperti meludahi makam para veteran.”
Donetsk Regional Academic Drama Theatre di Mariupol dihancurkan oleh sebuah serangan udara dini hari pada 16 Maret 2022. Tempat itu digunakan sebagai tempat perlindungan orang-orang sipil dalam pengepungan Rusia terhadap kota itu.
Kyiv menuduh Rusia mengebom teater tersebut, sementara Rusia mengatakan teater itu diledakkan oleh para nasionalis Ukraina.
Ponmarenko ditahan sejak April untuk posting daring berdasarkan undang-undang yang diberlakukan tak lama setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukannya memasuki Ukraina. Undang-undang itu memberlakukan hukuman keras bagi siapa pun yang mendiskreditkan pasukan bersenjata.
Para pejabat Ukraina mengatakan setidaknya 300 orang tewas dalam teater itu.
Sebuah penyelidikan oleh Amnesty International menyimpulkan bahwa pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang dengan menyerang teater itu. Mereka menyebutkan setidaknya puluhan orang terbunuh tetapi banyak kematian tambahan yang tidak terlaporkan.
Rusia mengatakan mereka telah berusaha untuk menghindari melukai para sipil dalam “operasi militer khusus”-nya di Ukraina.
Koran Kommersant mengatakan Ponomarenko telah didiagnosis dengan “gangguan kepribadian histeris” selama dalam tahanan, dan telah mengiris pergelangan tangannya. Mereka mengutip pengacaranya yang mengatakan ia menderita klaustrofobia dan telah memecahkan sebuah jendela.
REUTERS
Pilihan Berita: Lebih dari 100 Negara Bahu Membahu Bantu Gempa Turki dan Suriah, Erdogan: Terima Kasih