Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PBB Minta Dana US$5,6 Miliar untuk Bantu Warga Ukraina yang Terdampak Invasi Rusia

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

image-gnews
Para pengungsi Ukraina menikmati makan gratis yang disajikan selebriti chef, Ievgen Klopotenko untuk menolong para pengungsi. Sumber: Reuters
Para pengungsi Ukraina menikmati makan gratis yang disajikan selebriti chef, Ievgen Klopotenko untuk menolong para pengungsi. Sumber: Reuters
Iklan

TEMPO.CO, JakartaDua badan di PBB, Rabu, 15 Februari 2023, membuat permohonan untuk mengumpulkan dana US5,6 miliar (sekitar Rp 85 triliun) untuk mendukung warga Ukraina yang paling terdampak invasi Rusia.

Pengumuman, yang dibuat bersama oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dan Badan Pengungsi PBB (UNHCR), muncul beberapa hari sebelum satu tahun peringatan invasi yang jatuh pada 24 Februari.

Rencana Tanggap Kemanusiaan untuk Ukraina, yang mencakup ratusan organisasi Ukraina lokal, sedang mencari pendanaan US$3,9 miliar (sekitar Rp 59,2 triliun), sementara Rencana Tanggap Pengungsi untuk para pengungsi dari Ukraina meminta US$1,7 miliar (sekitar Rp 25,8 triliun).  

“Saya menyerukan kepada pemerintahan-pemerintahan, orang-orang dan masyarakat sipil yang baik hati, dan orang-orang seperti Anda dan saya di seluruh dunia untuk memberi dengan murah hati hari ini,” kata Martin Griffiths, Kepala Bidang Bantuan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, dalam sebuah pengarahan di Jenewa.

“Anda bisa yakin bahwa pendanaan ini akan sampai di tangan orang-orang yang membutuhkannya di Ukraina.”

Griffiths mengatakan dana tersebut akan diperuntukkan bagi lebih dari 11 juta orang Ukraina untuk menyediakan mereka makanan, kesehatan, dan bantuan yang diperlukan lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Filippo Grandi, dari UNHCR, mengatakan Rencana Tanggap Pengungsi mencakup 10 negara yang telah menerima para pengungsi Ukraina sejak pecah perang, termasuk negara-negara tetangga seperti Moldova, Polandia dan Rumania.

"Pengungsi tidak hanya diterima, tetapi pengaturan perlindungan sementara telah memberi pengungsi hak untuk bekerja, mengakses layanan dan dimasukkan dalam sistem nasional," kata Grandi dalam sebuah pernyataan. "Namun, kita tidak boleh menerima tanggapan ini, atau keramahtamahan komunitas tuan rumah, begitu saja."

Russia telah meningkatkan serangan-serangan di seluruh Ukraina selatan dan timur dalam pekan-pekan terakhir, dan sebuah serangan baru yang besar menjelang peringatan satu tahun invasi telah diantisipasi secara luas.

REUTERS

Pilihan Berita: Taliban Larang Hari Valentine Dirayakan di Afghanistan: Budaya Kafir, Tidak Islami

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Yusril Yakini Prabowo Bisa Selesaikan Masalah di Papua, Ini Alasannya

21 jam lalu

Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra memimpin Tasyukuran Milad Partai Bulan Bintang di Markas Besar Partai Bulan Bintang, Jakarta, Senin, 17 Juli 2023. Acara tersebut digelar dalam rangka memperingati berdirinya Partai Bulan Bintang ke-25. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Yusril Yakini Prabowo Bisa Selesaikan Masalah di Papua, Ini Alasannya

Yusril Ihza Mahendra optimistis calon presiden Prabowo Subianto mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di Papua


Sergei Lavrov Sebut Barat sebagai 'Kerajaan Kebohongan'

23 jam lalu

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berpidato pada Sesi ke-78 Majelis Umum PBB di New York City, AS, 23 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Sergei Lavrov Sebut Barat sebagai 'Kerajaan Kebohongan'

Sergei Lavrov menuduh Barat mengadopsi pola pikir neo-kolonial dalam upayanya kepada negara-negara Selatan untuk mendapatkan dukungan bagi Ukraina.


Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Rp900 M untuk Atasi Kekerasan di Haiti

1 hari lalu

Orang-orang membawa mayat seorang wanita yang terbunuh dalam aksi protes menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Haiti Ariel Henry setelah berminggu-minggu alami kekurangan bahan pangan dan krisis kemanusiaan, di Port-au-Prince, Haiti 10 Oktober 2022. REUTERS/Ralph Tedy Erol
Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Rp900 M untuk Atasi Kekerasan di Haiti

Amerika Serikat akan menyumbang USD 65 juta untuk mengatasi masalah kekerasan geng di Haiti dan mendesak PBB untuk kirim bantuan.


Menlu Retno Bahas Isu Myanmar dengan Palang Merah Internasional, 5PC Masih Menjadi Rujukan

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menghadiri Ministerial Plenary Meeting of the Global Counter-Terrorism Forum (GCTF) ke-13 di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat pada Rabu (20/9/2023). (ANTARA/HO-Kemlu RI)
Menlu Retno Bahas Isu Myanmar dengan Palang Merah Internasional, 5PC Masih Menjadi Rujukan

Menlu Retno membahas isu Myanmar dengan Presiden ICRC di sela-sela rangkaian Sidang Umum PBB.


IOM: Bencana Banjir Libya Sebabkan Lebih dari 43.000 Orang Mengungsi

2 hari lalu

Tim penyelamat mencari mayat di pantai, pasca banjir di Derna, Libya, 17 September 2023. REUTERS/Ayman Al-Sahili
IOM: Bencana Banjir Libya Sebabkan Lebih dari 43.000 Orang Mengungsi

Bencana banjir Libya, yang menewaskan ribuan orang di Kota Derna, juga menyebabkan lebih dari 43.000 orang mengungsi


Soal Ekspor Biji-bijian, Ukraina Ingin Solusi Diplomatik dengan Polandia, Slovakia

2 hari lalu

Pemandangan terminal Cereal dengan silo biji-bijian di pelabuhan Laut Hitam Constanta, Rumania, 11 Mei 2022. REUTERS/Anca Cernat
Soal Ekspor Biji-bijian, Ukraina Ingin Solusi Diplomatik dengan Polandia, Slovakia

Ekspor biji-bijian Ukraina yang dimaksudkan untuk transit malah dijual secara lokal sehingga merugikan petani di negara tetangga, seperti Polandia.


Ketika Erdogan Merasa Tak Nyaman dengan 'Warna-warni LGBT' di Sidang Umum PBB

3 hari lalu

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyampaikan pernyataan saat pembukaan KTT Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2023, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 September 2023. REUTERS/Mike Segar/File Foto
Ketika Erdogan Merasa Tak Nyaman dengan 'Warna-warni LGBT' di Sidang Umum PBB

Erdogan merasa tidak nyaman dengan penggunaan apa yang dia gambarkan sebagai "warna LGBT" di ruang sidang Maelis Umum PBB


Dwikorita Karnawati Panel di Markas PBB New York, Bicara Sistem Peringatan Dini Bencana

3 hari lalu

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Dwikorita Karnawati Panel di Markas PBB New York, Bicara Sistem Peringatan Dini Bencana

Warga, pemerintah daerah serta swasta harus turut berpartisipasi belajar sistem peringatan dini demi mengurangi akibat bencana.


Gara-gara Berselisih Soal Impor, Polandia Tak Mau Lagi Mempersenjatai Ukraina

3 hari lalu

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki. REUTERS/Kacper Pempel
Gara-gara Berselisih Soal Impor, Polandia Tak Mau Lagi Mempersenjatai Ukraina

Polandia menjadi salah satu sekutu paling setia Ukraina sejak invasi Rusia tetapi hubungan merenggang sejak berselisih soal impor biji-bijian.


Geng Haiti Serukan Penggulingan Perdana Menteri Ariel Henry, Kekacauan Meningkat

3 hari lalu

Orang-orang membawa barang-barang mereka saat melarikan diri dari rumah dan lingkungan mereka akibat bentrokan antar geng, di Port-au-Prince, Haiti 24 April 2023. REUTERS/Ralph Tedy Erol
Geng Haiti Serukan Penggulingan Perdana Menteri Ariel Henry, Kekacauan Meningkat

Geng kriminal di Haiti menyerukan penggulingan Perdana Menteri Ariel Henry yang dinilai berkuasa tanpa legitimasi.