Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Swedia Buang 8,5 Juta Dosis Vaksin COVID-19, WHO Berang

Reporter

image-gnews
Warga mengantre untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 di stasiun Terminal Kota Stockholm, Swedia 13 Januari 2022. Kantor Berita TT/Anders Wiklund via REUTERS
Warga mengantre untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 di stasiun Terminal Kota Stockholm, Swedia 13 Januari 2022. Kantor Berita TT/Anders Wiklund via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSwedia membuang hampir 8,5 juta dosis vaksin COVID-19 karena warganya tidak mengambil vaksinasi dosis penguat (booster), seperti dilaporkan media setempat pada Minggu.

Dosis yang dibuang setara dengan sekitar 20 persen dari dosis vaksin yang diperoleh Swedia, menurut statistik Badan Kesehatan Masyarakat Swedia, menurut pemberitaan oleh Radio Sweden.

Mantan koordinator vaksin nasional Swedia Richard Bergstrom mengatakan kepada Radio Sweden bahwa nilai total dosis vaksin yang dibuang mencapai sekitar US$143 juta atau sekitar Rp2,17 triliun.

Alasan utama untuk membuang dosis vaksin tersebut adalah fakta bahwa orang-orang tidak melakukan vaksinasi dosis penguat (booster) seperti yang diharapkan, kata Bergstrom menjelaskan.

"Sebagian besar merupakan dosis yang orang-orang putuskan untuk tidak diambil, dengan kata lain, dosis (booster) ketiga, keempat, atau kelima. Vaksin-vaksin tersebut sudah dibeli dan kini harus dimusnahkan," ujar Bergstrom.

Hingga Kamis, 88,2 persen dari semua individu berusia 18 tahun atau lebih telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, sementara 86,4 persen telah menerima dua dosis atau lebih, menurut statistik Badan Kesehatan Masyarakat Swedia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berbicara mengenai disparitas vaksin COVID-19 global pada 2021, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menuturkan bahwa dosis booster COVID-19 yang disuntikkan dalam sehari di seluruh dunia enam kali lebih banyak daripada dosis primer di negara-negara berpenghasilan rendah.

Negara-negara dengan cakupan vaksinasi tertinggi "terus menimbun lebih banyak vaksin" sementara "negara-negara berpenghasilan rendah terus menunggu" untuk melakukan vaksinasi. "Ini sebuah skandal yang harus dihentikan sekarang," ujar Tedros.

Pilihan Editor: Swedia Deklarasikan Pandemi COVID-19 Berakhir, Abaikan Peringatan Ilmuwan

THE MANILA TIMES

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

13 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

16 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

16 hari lalu

Ilustrasi palu sidang pengadilan. legaljuice.com
Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

Swedia mengusir seorang jurnalis Cina, karena dianggap menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

17 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Salwan Momika, Ditangkap di Norwegia hingga Diblokir TikTok

18 hari lalu

Salwan Momika. Wikipedia
Salwan Momika, Ditangkap di Norwegia hingga Diblokir TikTok

Salwan Momika yang memicu kemarahan internasional dengan berulang kali merusak Al-Quran tahun lalu, kini telah ditangkap di Norwegia


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

19 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Sempat Diisukan Tewas, Pembakar Al Quran Salwan Momika Ditangkap di Norwegia

20 hari lalu

Salwan Momika. Wikipedia
Sempat Diisukan Tewas, Pembakar Al Quran Salwan Momika Ditangkap di Norwegia

Imigran asal Irak Salwan Momika ditangkap di Norwegia. Ia membakar Al Quran sehhingga membuat umat Muslim marah.


Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

21 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza


Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

36 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.


Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

36 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.